Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh, A Malik Musa SH MHum, menyampaikan arahan pada acara pembukaan Baitul Arqam Muhammadiyah Kabupaten Bireuen di Auditorium Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (Ummah), Bitrurn, Jumat, 26 Juli 2024. (Foto: Rizanur/Kabar Bireuen)

KABAR BIREUEN, Bireuen – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bireuen melaksanakan Perkaderan Baitul Arqam Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Organisasi otonom (Ortom) tingkat daerah se-Kabupaten Bireuen.

Baitul Arqam yang bertema “Meneguhkan Ideologi dan Pemahaman Persyarikatan Muhammadiyah” berlangsung di Auditorium Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (Ummah) selama tiga hari, Jumat-Minggu (26-28/7/2024).

Kegiatan yang diikuti seratusan peserta dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) dan Ortom itu, dibuka oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh, A Malik Musa, SH MHum, Jumat pagi (26/7/2024).

Ketua Panitia Pelaksana Baitul Arqam PDM Kabupaten Bireuen, Husaini Muhammad kepada Kabar Bireuen mengatakan, landasan kegiatan tersebut adalah Alquran dan sunnah, AD/ART dan sistem perkaderan Muhammadiyah.

Tujuan perkaderan Baitul Arqam, sebut Husaini yang didampingi Sekretaris Panitia, Rasyidi, agar peserta memiliki pemahaman yang benar, komitmen dalam mengembangkan, mensosialisasikan, mempertahankan dan memperjuangkan ideologi Muhammadiyah.

Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bireuen, dr Athailah A Latief, SpOG (kiri) menyerahkan peserta Baitul Arqam kepada Master of Training, Taufik Riswan, SH pada acara pembukaan BAM, Jumat, 26 Juli 2024. (Foto: Rizanur/Kabar Bireuen)

Kemudian, peserta diarahkan untuk memiliki kesamaan sikap, integritas, wawasan, dan cara berpikir dalam mengembangkan visi dan misi persyarikatan Muhammadiyah.

“Mereka (peserta) harus dapat mengimplementasikan nilai – nilai perjuangan dan khitah Muhammadiyah,” jelas Husaini.

Baitul Arqam, lanjutnya, salah satu bentuk perkaderan dalam Muhammadiyah yang berorientasi pada pembinaan ideologi Al Islam, kemuhammadiyahan dan kepemimpinan untuk menciptakan kesamaan dan kesatuan sikap, integritas, wawasan, cara berpikir dan cara bertindak di kalangan pimpinan maupun anggota dalam mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah.

“Baitul Arqam diselenggarakan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan persyarikatan terhadap laju efektifitas dakwah dan kaderisasi dalam Muhammadiyah,” sebut Husaini.

Selain itu, sebagai organisasi sosial, Muhammadiyah juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan mensosialisasikan ideologi dengan mengajak umat manusia untuk memeluk islam secara kaffah dalam kehidupan yang semakin kompleks dengan perbenturan berbagai macam ideologi dan kepentingan.

Ketua Panitia Pelaksana Baitul Arqam, Husaini Muhammad. (Foto: Rizanur/Kabar Bireuen)

Karena itu, seluruh warga, pimpinan hingga berbagai komponen yang terdapat dalam Muhammadiyah harus mampu mentransformasikan nilai nilai islam yang berkemajuan dan nilai nilai ideologi organisasi serta nilai nilai perjuangan dalam kehidupan nyata.

“Dengan kegiatan BAM (Baitul Arqam Muhammadiyah) ini diharapkan menjadi wadah pembekalan dan pemantapan ideologi serta peningkatan kualitas kader persyarikatan sehingga memiliki integritas, komitmen dan khitah. Solidaritas, daya juang, wawasan dan profesionalitas yang berbasis ideologi gerakan persyarikatan untuk mewujudkan tegaknya ajaran islam dan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar benarnya,” paparnya.

Baitul Arqam yang dilaksanakan PDM Kabupaten Bireuen, menghadirkan narasumber dari PWM Aceh, Prof Dr Alyasa Abubakar MA, Dr Taufik A Rahim PhD (pengamat politik dan ekonomi), Dr Aslam Nur MA, Rektor Ummah, Dr Muharrir Asy’ari Lc SAg MAg, dan Ketua PDM Bireuen, dr Athailah A Latief, SpOG.

BAM tingkat daerah se-Kabupaten Bireuen ditutup oleh Ketua PDM Kabupaten Bireuen, dr Athailah A Latief, SpOG sekaligus penyerahan kembali peserta dari Master of Training (MOT), Taufik Riswan, SH kepada PDM, Minggu sore (28/7/2024). (Rizanur)