A Malik Musa

KABAR BIREUEN –  Pembakaran balai di atas tanah milik Muhammadiyah di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, bukan gerakan dari ulama.

“Saya lihat gerakan seperti ini bukan anjuran ulama kharismatik di Samalanga, tetapi ada yang memanfaatkan momentum politik menjelang 2024,” ujar Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Aceh, A Malik Musa, Rabu (31/5/2023).

Ketua PWM Provinsi Aceh yang akrab disapa Bang Malik ini, ditanyai wartawan tentang terbakarnya balai tempat salat di Samalanga, mengharapkan, polisi harus dapat mengusut pihak yang membakar balai tersebut, sebab kejadian seperti itu sudah berulang kali terjadi.

Disebutkan Bang Malik, hal itu sudah dilaporkan ke polisi untuk diusut tuntas.

“Sudah kami laporkan kepada polisi. Kalau sudah dapat orangnya (pelaku), sudah bisa diuraikan benang kusut selama ini,” sebutnya.

Selain itu, ia juga mengharapkan pihak penegak hukum harus mengungkapkan ke publik, siapa pelaku yang membakar balai tersebut.

“Tapi solusinya polisi harus dapat menerangkan ke publik pelakunya siapa,” ujar Bang Malik.

Seterusnya diingatkan A Malik Musa, kita harus kehati-hatian dalam bersikap terhadap kejadian tersebut, karena sesama muslim harus rela menerima perbedaan, dan dalam menjalankan ibadah juga jangan saling dipertentangkan, sebab masing-masing ada dasar pegangannya.

“Kalau kita dipertentangkan perbedaan akan masuk provokator atau musuh Islam, untuk mengadu domba sesama Islam dan mereka akan bertepuk tangan dan tertawa,” sebutnya.

Pada bagian lain, Ketua PWM Provinsi Aceh itu juga mengajak kita semua yang berada di provinsi syariat, untuk sama-sama membangun dan mengisi Syariat Islam di Provinsi Aceh.

Ditanya tentang balai yang diduga dibakar itu, kata A Malik Musa, pada 16 Januari 2023 lalu pernah digelar rapat di Kantor Camat Samalanga yang diundang oleh Pj Bupati Bireuen. Pada acara itu, juga diundang tokoh masyarakat Samalanga.

“Pada rapat tersebut semua tokoh menolak pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah Sangso dengan alasan Mesjid Jamik gabungan beberapa desa belum penuh,” ungkap Bang Malik.

Ia juga menceritakan, karena penolakan Masjid Taqwa Muhammadiyah Sangso Samalanga yang serius, maka disepakati oleh PDM Bireuen dan PCM Samalanga untuk mundur selangkah, dengan mendapat restu dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Muhadjir Effendy.

“Maka kami tidak ngotot lagi untuk membangun mesjid dulu. Kami bangun Musalla Taqwa Muhammadiyah dan Prof Muhadjir menghendaki supaya membuat proposal musalla untuk diusahakan dana. April lalu saya serahkan proposal ke tangan Prof Muhadjir,” sebutnya.

BACA JUGA: Balai Tempat Salat di Samalanga Diduga Dibakar

Seterusnya diungkapkan A Malik Musa, sambil menunggu realisasi anggaran dari proposal yang diajukan ke PP Muhammadiyah, pihak PCM Samalanga pada 3 Lebaran Idul Fitri 1444 H, mengadakan salat subuh berjamaah di tanah wakaf milik Muhammadiyah Samalanga dan hadir 200 jamaah dari berbagai penjuru desa.

“Dua Minggu lalu sambil menunggu dana dari usaha Prof Muhadjir dan dana sumbangan masyarakat yang sudah lama mengendap, PCM Samalanga yang juga Ketua Panitia Pembangunan Musalla mengambil inisiatif untuk membangun tempat wudhu dan WC. Seminggu setelah di buat tempat wudhuk dan WC, tadi subuh balai itu diduga dibakar,” pungkasnya.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bireuen, dr. Athaillah A Latief kepada Kabar Bireuen, mengatakan, pada Balai tempat salat dan istirahat yang diduga dibakar telah dipasang garis polisi. Selain itu, Polisi juga telah menyita CCTV yang terpasang di tempat itu.

“Ada dua buah CCTV yang dipasang di tempat itu. Satu sepertinya hangus, tapi satu lagi sudah diambil Polisi. Informasi dari Ketua PCM Samalanga, Polisi juga sudah memanggil petugas operator CCTV ke Polsek Samalanga,” ujar Athaillah A Latief.

Sementara Pj. Bupati Bireuen, Aulia Sofyan, Ph.D terkait kasus dugaan pembakaran Balai tempat salat dan tempat istirahat yang dibangun di atas tanah wakaf milik Muhammadiyah, mengatakan, masalah tersebut sudah diserahkan ke Polres Bireuen.

“Sudah ditangani Polres Bireuen. Dan informasinya Tim Inafis Polri dari Medan sudah menuju ke Bireuen,” kata Aulia Sofyan.

Pasca terbakarnya balai itu, Pj Bupati Bireuen telah menggelar pertemuan khusus dengan Forkopimda di ruang kerja Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bireuen yang membahas hal itu.

Kapolres Bireuen, AKBP Mike Hardy Wirapraja melalui Kasat Reskrim AKP Zia Ul Archam yang dihubungi melalui pesan WhatsApp terkait perkembangan penanganan kasus dugaan pembakaran balai milik PC Muhammadiyah Samalanga mengatakan, perkara tersebut masih tahap penyelidikan.

“Kami masih dalam tahap lidik terhadap kasus ini,” jawab Kasat Reskrim Polres Bireuen.

Informasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) diamankan CCTV, dibenarkan oleh AKP Zia Ul Archam.

Terhadap kabar yang beredar bahwa sudah ada orang yang diduga pelaku pembakaran telah diamankan Polisi, hal itu dibantah oleh Kasat Reskrim.

“Sampai saat ini belum ada yang diamankan,” jawabnya di pesan Whatsapp.

Seperti diberitakan sebelumnya, balai berkonstruksi kayu yang sering digunakan oleh warga Muhammadiyah Samalanga, diduga dibakar pada Selasa malam (30/5)2023). Akibatnya, beberapa bagian dari balai itu hangus dimangsa api. (Rizanur)