KABAR BIREUEN-Kementerian Pariwisata dan Ekonami Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatil cq Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Sejarah.

Kegiatan tersebut digelar dalam rangka menggali dan menguak kembali sejarah Aceh dari masa ke masa, sekaligus memberikan pelatihan hosprality (upskilling/re-skilling) bagi pelaku wisata dan tour quide/ pemandu wisata dan meningkatkan kemampuan pelaku industri parawisata dan tour quide/ pemandu wisata dalam menghadapi era globalisasi dan era digital.

Acara tersebut dibuka oleh Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani SH. M. Si, dalam hal ini diwakili Asisten Administrasi Umum Setda Kab. Bireuen Dailami, S.Hut, di Hotel Luxury Bireuen, Rabu (18/11/2020), dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).

Pada kesempatan itu, Dailami membacakan arahan tertulis Bupati Muzakkar, dalam arahannya disampaikan, sebagaimana diketahui bersama, Kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang sangat penting di era globalisasi dewasa ini.

Sektor pariwisata telah terbukti dapat mengangkat kehidupan masyarakat karena mampu menggerakkan roda perekonomian di setiap lapisan masyarakat dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat, sekaligus mampu mendorong pertumbuhan pembangunan dan pengembangan wilayah.

Demikian juga dengan pariwisata sejarah di Kabupaten Bireuen sendiri terdapat destinasi wisata warisan sejarah yang telah diresmikan pemerintah.

“Destinasi tersebut diberi nama Kawasan Wisata Sejarah Melayu Nusantara yang berlokasi di Kecamatan Samalanga. Peresmian kawasan tersebut berkaitan dengan sejarah antara Indonesia dan Malaysia. Sosok itu bernama Tun Sri Lanang,” jelasnya.

Selain itu, di Kabupaten Bireuen juga terdapat Pendopo Bupati atau dulunya disebut Meuligoe Bupati yang menjadi saksi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bangunan berarsitektur zaman kolonial Belanda ini merupakan gedung kediaman resmi Bupati Kabupaten Bireuen. Di Meuligoe ini, Soekarno pernah menginap dan menjalankan roda pemerintahan negara selama seminggu disini sejak kedatangannya pada 16 Juni 1948 dengan menaiki pesawat udara Dakota di Lapangan Sipil Cot Gapu.

Tentu saja, potensi wisata sejarah dan budaya tersebut memiliki prospek untuk menarik kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Situs peninggalan sejarah menjadi penting apalagi situs tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa masa lampau yang turut melibatkan berbagai negara seperti Belanda, Jepang, Turki, Cina, Inggris, Turki dan Malaysia.

Oleh karena itu, potensi itu harus dimanfaatkan sebagai satu produk wisata sejarah sehingga menarik perhatian wisatawan berkunjung.

“Pemerintah Kabupaten Bireuen,sangat mendukung terlaksananya kegiatan ini, diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesionalisme di bidang pariwisata,” sebutnya.

Sehingga Kabupaten Bireuen diharapkan memiliki SDM yang memenuhi target sesuai standar kompetensi demi terwujudnya pelayanan kepariwisataan yang berkualitas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Bireuen, M. Al Muttaqin, S.Pd., M.Pd,menyampaikan, Disporapar Bireuen, sangat mendukung dan mengapresiasi kepada pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Lembaga P3PKN (pengembangan pendidikan promosi pariwisata dan kebudayaan nusantara) serta Yayasan Tun Srilanang yang telah melaksanakan program kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas pemandu wisata sejarah di Kabupaten Bireuen.

Al Muttaqin, berharap agar kedepannya Pemerintah Pusat dapat mendukung dan memberikan program-program kepariwisataan di Kabupaten Bireuen, sehingga pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terus maju dan berkembang di Kabupaten Bireuen. (Herman Suesilo).