KABAR BIREUEN– Bupati Bireuen H Saifannur S.Sos dalam Musyawarah Forum Satuan Kerja Perangkat Kabupaten Bireun Tahun 2019 di Aula Lama Setdakab Bireuen, Senin (11/3/2019) menyebutkan, ada pejabat atau kepala dinas yang perkataannya seperti orang beriman, namun kelakukan tak sesuai dengan kata-katanya.

“Meunyo Peugah Haba, pakek kata-kata Insya Allah, Lahaula Walakuata, bicara seperti orang beriman, tapi kelakukan….?,” sebutnya disambut tawa undangan yang hadir.

Dikatakan Bupati Saifannur, kepala dinas Sabtu atau Minggu menggunakan fasilitas negara seperti kendaraan dinas untuk keperluan di luar dinas, membawa keluarganya jalan-jalan. Kalau tidak ada izin masyarakat itu tidak boleh, karena uang beli mobil uang masyarakat.

“Padahal itu tidak boleh, haram. Tapi ka paro su-su teuh tapeugah hana i dingo cit. Kadang meu item meurumpok tan ngon tanyo, ie pike tanyo pu ta lake macam-macam. Padahai hana talake peng tip buleun bak kepala dinas,” ungkapnya lagi-lagi disambut tawa hadirin.

Bupati Saifannur  menyebutkan, tujuan Musrenbang mengatur kembali pembangunan. Banyak yang harus kita bangun tapi yang paling utama moralitas, membutuhkan biaya yang kebih serius.

Bertanggungjawablah secara moral. Marilah membangun Bireuen dengan hati yang iklas agar lebih maju lagi. Banyak anak-anak muda yang kena narkoba.

Yang wajib lakukan dulu yang sunat biarkan dulu. Yang perlu dibangun menyangkut hajat hidup masyarakat, seperti jalan yang dilewati masyarakat.

Membangun kabupaten sama dengan membangun rumah tangga, ada bapak, ibu dan anak anak, harus sinergi dan kompak, seirama, kalau tidak maka tak bisa dibangun.

Pada kesempatan itu, Bupati juga menekannkan tentang kebersihan dan sampah yang dibuang sembarangan. Banyak saluran pembuang di Kota Juang yang tersumbat sampah di dalam saluran, sehingga jika musim hujan maka banjir.

Tempat pembuangan sampah di Blang Beururu, Kecamatan Peudada, sebutnya, juga tak nyaman lagi, jadi harus dicari lokasi lain yang luas, itu skala prioritas yang harus dipikirkan.

Sampah bertebaran di pinggir jalan, berserakan di mana-mana, harus pikirkan itu bagaimana supaya bersih.

Bireuen untuk tiga tahun kedepan perlu Rp 3 triliun lebih. Pendidikan dan kesehatan itu skala prioritas. Anggaran Bireuen Rp 1,9 triliun hampir Rp 2 triliun, tapi sebagian besar anggaran dihabiskan untuk kebutuhan pegawai yang cukup banyak.

“ Uronyo ka rayok talo ngon lumo,” ujarnya.

Terkait pembangunan rumah untuk warga miskin atau duafa,  prioritas utama untuk rumah yang tak layak, sudah tua, hanya ada satu kamar, sementara keluarga dan anak-anaknya banyak, tak mungkin tidur bersama anaknya dalam satu kamar. (Ihkwati)

.