KABAR BIREUEN-Paku merupakan salah satu gampong di Kecamatan Simpang Mamplam Bireuen, intervensi Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh melalui program The Asia Foundation- Social Accountability and Public Participation (TAF- SAPP).
Sejarah pemerintahan Gampong Paku bisa ditelusuri mulai dari tahun 1868. Gampong ini ditinggali 310 jiwa (60 kepala keluarga), 165 di antaranya perempuan, dipimpin Keuchik Nawawi Ali.
Gampong Paku memiliki banyak persoalan yang krusial di isu pendidikan dan kesehatan. Paku dikenal sebagai “Gampong tanpa sarjana,” sehingga profesi sebagian besar warga hanya tenaga upahan. Walau hanya berjarak 400 meter dari jalan nasional, jalan utama Gampong Paku terjal dan berbatu.
Akses anak menuju sekolah baik SD, SMP, maupun SMA/SMK cukup sulit, jaraknya mencapai 6 – 8 km. Selain berjalan kaki atau diantar orang tuanya, ojek merupakan satu-satunya alat transportasi publik dengan biaya Rp10.000 per orang sekali jalan.
Miris kondisi tersebut selalu dikeluhkan oleh orang tua murid, akses yang begitu jauh dan kondisi jalan menjadi sangat dilematis.
“Dulu saya mengantar dua anak saya ke sekolah dengan berjalan kaki, dengan berjarak kurang lebih 8 km. Dengan kondisi kaki saya yang pincang, ini sangat menyulitkan. Bersyukur kami diberikan sepeda butut oleh tetangga untuk mengantar anak- anak. Akan tetapi itu juga bukan jawaban atas persoalan yang kami alami,” keluh Maida Wati, penyandang disabilitas warga Gampong Paku.
Bupati Bireuen Ruslan M. Daud, pernah menjanjikan satu unit transportasi sekolah untuk gampong ini, namun belum juga terealisasi sampai saat ini.
Menjawab persoalan tersebut, melalui pendampingan program TAF- SAPP, Gampong Paku mengalokasi dana desa untuk pengadaan transportasi gampong jenis Mega Carry.
Pengadaan mobil tersebut diperuntukkan sebagai bus sekolah, ambulance gampong dan mengangkut hasil bumi. Mobil tersebut dibeli menggunakan dana Badan Usaha Milik Gampong (BUMG).
“Nantinya mobil ini akan dikelola oleh BUMG. Biaya yang dikucurkan sebesar 150 juta.. Harga mobil Rp141.600.000 sedangkan sisanya akan dibangun garasi,” ungkap Direktur BUMG Paku, Zulfadhli Ahmad.
Dikatakannya, mobil tersebut dibeli melalui e-catalog, sehingga pajak dan harganya pun relatif lebih murah.
Mobil akan aktif mengantar siswa pada Senin, 7 Agustus 2017. Sebelumnya sekitar lebih kurang 30 siswa yang harus menempuh akses ke sekolah dengan relatif sangat jauh, tentu akan memperoleh akses layanan pendidikan yang lebih mudah.
“Sungguh ini menjadi berkah dan kehidupan baru bagi kami, karena sebelumnya untuk bermimpi mendapatkan akses layanan pendidikan dan kesehatan bagi kami adalah harapan yang sia-sia, akan tetapi sekarang menjadi nyata,” ujar Fittriani, pengawas BUMG.
Masyarakat gampong Paku yang rata-rata penduduk miskin, sangat lah beruntung dan bersyukur dengan pengadaan mobil tersebut. “Semoga BUMG yang kami beri nama “BUMG Gerak Bersama, menjadi berkah bagi kami masyarakat,” harapnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong, Perempuan dan Kelurga Berencana (DPMPKS), Bob Miswar S.STP.M.Si yang hadir pada kegiatan peusijuk (tepung tawari), Kamis (3/8/2017), merasa sangat bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Paku, yang dulunya terpuruk sekarang mulai melangkah bangkit.
”Gampong paku ini harus jadi model dan tetap jadi modal, dan perubahan seperti ini perlu ditiru gampong lainnya guna meningkatkan layanan dsar tingkat gampong& ujar Bob Miswar. Dirinya menambahkan bahwa perubahan ini terjadi tidak terlepas dari banyak pihak yang selama ini mendampingi, khususnya GeRAK Aceh dan stake holder lainnya.
Di sesi terakhir kegiatan, Camat Simpang Mamplam, Erri Seprinaldy S.STP.M.Si berpesan Gampong Paku harus terus bangkit demi kesejahteraan bersama dan untuk jurnalis warga teruslah berkarya. (Fittriani)