H. Ruslan Daud (HRD), Anggota Komisi V DPR RI. (Foto: Ist)

KABAR BIREUEN, Jakarta – Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan Daud (HRD), menanggapi permintaan masyarakat Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah, yang membutuhkan pembangunan jembatan gantung atau jembatan rangka baja. Respons cepat tersebut muncul, setelah dia melihat video dan foto warga di sana harus bergotong royong membangun jembatan darurat dari kayu di tengah derasnya arus sungai.

“Saya mendapat kiriman video dan foto dari warga Kampung Gegarang, Kecamatan Jagong Jeget. Mereka sedang bergotong royong membangun jembatan darurat dari kayu di sungai yang arusnya cukup deras. Kondisi ini sangat memprihatinkan,” ujar HRD kepada wartawan, Minggu (2/2/2025).

Selaku anggota Komisi V yang bermitra dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), HRD menyatakan kesiapannya memperjuangkan pembangunan satu unit jembatan gantung atau jembatan rangka baja sepanjang 60-70 meter dengan dana APBN.

“Insya Allah, kalau Allah izinkan, saya akan turun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi masyarakat di dataran tinggi Gayo. Jembatan adalah infrastruktur utama yang sangat dibutuhkan masyarakat,” tegasnya.

Selain jembatan, HRD juga menyoroti kebutuhan jalan yang memadai untuk mengangkut hasil perkebunan ke kota. Infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Masyarakat Bangun Jembatan Darurat

Sebelumnya, masyarakat Kampung Gegarang terpaksa bergotong royong membangun jembatan darurat dari kayu, setelah jembatan utama hanyut terseret banjir bandang beberapa tahun silam. Di video yang dikirimkan warga kepada HRD, ratusan orang terlihat bahu-membahu membangun jembatan di tengah derasnya arus sungai.

Dalam video tersebut, Sekretaris Desa Gegarang, Robi Sugara, mengatakan, pentingnya keberadaan jembatan bagi warga setempat. Sebab, ratusan warga memiliki kebun di seberang sungai. Setiap hari mereka harus menyeberangi sungai untuk mencari nafkah.

“Kami sangat mengharapkan pemerintah membangun jembatan gantung atau jembatan rangka baja,” ujar Robi.

Menurut Robi, kalau jembatan darurat tidak dibangun, puluhan kepala keluarga akan terisolasi. Sebab, di seberang sungai ada permukiman penduduk yang dihuni puluhan kepala keluarga. Jembatan tersebut akses satu-satunya bagi mereka keluar masuk dusun.

“Sungai ini sering meluap, sehingga mengancam jiwa penduduk. Kami sangat berharap adanya jembatan permanen untuk memperlancar perekonomian masyarakat,” harap Robi.

Dengan dukungan penuh dari HRD dan pemerintah pusat, warga Kampung Gegarang berharap pembangunan jembatan permanen dapat segera terealisasi demi kesejahteraan dan keselamatan mereka. (Suryadi)