KABAR BIREUEN-Rangkang Sastra mengadakan kegiatan Workshop dan pertunjukan Eksistensi Sandiwara Geulanggang Labu.
Kegiatan yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh ini, dilaksanakan selama 4 hari (3-6/11/2022).
Prosesi kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bireuen, Muhammad Al Muttaqin, S.Pd.,M.Pd, di Ballroom Hotel Fajar Bireuen, Kamis sore (3/11/2022).
Dalam inti arahannya Muhammad Al Muttaqin mengatakan, bagi kami Kabupaten Bireuen, kegiatan ini menjadi penunjang dalam menuju Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 pada tahun 2023 mendatang, terkait satu cabang lombanya yakni Teater Tradisi.
“Kabupaten Bireuen akan berupaya penuh mendukung Sandiwara Geulanggang Labu ini agar
mendapat ruang pertunjukan di tingkat Provinsi pada PKA ke 8,” katanya.
Tentunya peluang ini juga butuh dukungan yang besar dari Dewan Kesenian Aceh (DKA) Bireuen dan tentunya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
“Terlebih saat ini, Kabupaten Bireuen masih sangat kecil anggaran menuju PKA ke 8,” sebutnya.
Tetapi kami tak patah arah dan pesimis, kami tetap akan terus bersinergis dan berupaya maksimal demi mempertahankan prestasi Kabupaten Bireuen di PKA periode sebelumnya.
Pelaksanaan kegiatan ini, juga tentunya memiliki peran penting dan bagian dari usaha teman-teman Rangkang Sastra dalam lobi-lobi kegiatan Provinsi sehingga anggaran provinsi dapat terlaksana di Kabupaten Bireuen.
Sekali lagi kami mengapresiasi kegiatan ini, yang nantinya akan berujung dengan Pertunjukan
Sandiwara Geulanggang Labu di Aula Bekraf Universitas Almuslim.
“Tetap jaga kekompakan, tetap jaga semangat memberikan yang terbaik bagi Kabupaten Bireuen,” ujar Kadisdikbud Bireuen ini.
Terimakasih kepada Dinas Kebudayaan & Pariwisata Aceh melalui UPTD Taman Seni & Budaya Aceh dan panitia penyelenggara dari Rangkang Sastra atas penyelenggaraan acara ini di Bireuen.
Sebelumnya, Ketua DKA Bireuen diwakili oleh wakil ketua DKA Bidang Humas, Sadriah, SKM.,MKM dalam sambutannya mengatakan, Aceh terkenal dengan corak budaya dan aneka kesenian, mulai dari seni lisan, seni tulis, sampai seni pertunjukan (teater).
Dikatakan, Geulanggang Labu merupakan salah satu seni pertunjukan khas Aceh yang berasal dari Kabupaten Bireuen tepatnya di Peusangan Selatan.
“Pertunjukan ini sudah ada sejak tahun 1950-an,” jelasnya.
Geulanggang Labu yang popular dengan nama Sinar Jeumpa adalah seni pertunjukan yang dimainkan secara berkelompok, bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Aceh, dan pemainnya diperkirakan berjumlah lebih dari sepuluh orang.
Bahkan dari beberapa reverensi timnya berjumlah 40 orang dan pemainnya pun sesuai dengan lakon dan kemampuan individunya.
“Ada yang bermain lawak, ada yang bermain musik, berperan antagonis dan protagonist,” ujarnya.
Bahkan naskah sandiwara sendiri dibuat oleh sutradara, dan ada juga yang diadopsi dari cerita rakyat dengan menambahkan bumbu-bumbu lain.
“Insya Allah DKA Bireuen akan mendukung secara penuh tentang pelaksanaan kegiatan ini dan juga kegiatan lainnya yang menjadi ranah Dewan Kesenian Aceh (DKA) Bireuen,” kata Sadriah.
Apalagi event akbar PKA didepan mata, tentu kita butuh dukungan dan bahu membahu untuk mengangkat marwah dan tentunya prestasi Kabupaten Bireuen.
“Apalagi jika sandiwara Geulanggang Labu ini bisa
tampilkan di anjungan PKA Bireuen, ini menjadi sesuatu yang luar biasa,” pungkasnya.
Di tempat yang sama Ketua Rangkang Sastra Imamul Muttaqin kepada Kabar Bireuen mengatakan, kegiatan ini diikuti 50 peserta terdiri dari Komunitas Theater berasal dari Banda Aceh, Pidie, Aceh Besar, Aceh Utara, Lhokseumawe dan Bireuen.
Kemudian,Kampus Isbi Banda Aceh, Unsyiah Banda Aceh, Unimal Lhokseumawe, Uniki Bireuen, DKA Bireuen dan sejumlah siswa jenjang SD serta SMP di Bireuen. (Herman Suesilo)