KABAR BIREUEN – Warga Samalanga meminta Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireuen, untuk membatalkan SK Koordinator dan Tenaga Fasilitator Lapangan Program Bantuan Stimulan Rumah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana tahun anggaran 2017.
Alasannya, karena proses rekruitmen tersebut tidak terbuka kepada publik. Panitia seleksi juga menempuhnya di luar kelaziman dan diduga sarat permainan.
Demikian dilontarkan salah seorang warga Samalanga, Faisal Rizal, B.Sc kepada Kabar Bireuen melalui telepon selular, Rabu (6/12/2017).
Kami menduga, sebut Faisal Rizal, ada permainan dalam proses rekruitmen ini, sehingga pihak BPBD maupun panitia seleksi tidak mengumumkannya secara terbuka melalui media massa.
“Karenanya, kami meminta kepala BPBD untuk membatalkan SK mereka serta melaksanakan rekruitmen ulang, karena warga semua punya hak yang sama mengikuti seleksi sepanjang memenuhi persyaratan,” tuntut Faisal Rizal.
Menurut warga Mideun Jok, Samalanga ini, di Pidie Jaya proses rekruitmen dilakukan secara terbuka dan diumumkan di media massa. Berbeda dengan di Kabupaten Bireuen, yang hanya menempel pengumuman di Kantor BPBD dan Kantor Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim) Bireuen.
“Sudah jelas kalau pengumuman ditempel di lingkungan kantor mereka, hanya kalangan mereka saja yang tahu. Masyarakat umum sama sekali tidak tahu,” tandas Faisal dengan nada geram.
Terkait hal tersebut, Kalak BPBD Kabupaten Bireuen, Muhammad Nasir, SP yang dihubungi Kabar Bireuen melalui telepon selularnya berulang kali, tidak mengangkatnya.
Selanjutnya, Kabar Bireuen mencoba menghubungi Panitia Seleksi Koordinator dan Tenaga Fasilitator Lapangan Program Bantuan Stimulan Rumah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana di Dinas Perkim Bireuen, Arief Funna. Dia mengaku, pihak panitia tidak membuat pengumuman di media, karena alasan biaya.
“Pengumuman kami tempel di BPBD dan di sini (Dinas Perkim). Tidak diumumkan di media, karena tidak tersedia anggaran untuk pasang iklan,” ujarnya.
Menurut Arief Funna, jumlah pendaftar seluruhnya 13 orang. Sedangkan jumlah yang dibutuhkan 11 orang. Untuk posisi Koordinator Fasilitator 1 orang, Fasilitator Teknik 5 orang dan Fasilitator Pemberdayaan 5 orang.
Arief Funna juga menjelaskan, peserta yang mendaftar hanya diseleksi administrasi dan wawancara, tanpa ujian tertulis. Namun, dia tidak mengemukakan alasan tidak diadakannya ujian tertulis dalam proses rekruitmen tersebut. (Rizanur)