KABAR BIREUEN – Camat Simpang Mamplam Erri Seprinaldi, SSTP., M.Si melantik Kasniati, Penjabat (PJ) Keuchik Gampong Ie Rhob Timu, Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen, Rabu (1/11/2017) di kantor camat setempat.
Pelantikan Kasniati sebagai PJ keuchik Ie Rhob Timu menggantikan Sofyan Sulaiman yang diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai keuchik periode 2012-2018.
Kasniati diangkat menjadi penjabat keuchik berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor :415 Tahun 2017 tentang Pengesahan Pemberhentian keuchik dan pengangkatan Penjabat Keuchik Gampong Ie Rhob Timu, Kemukiman Tgk Di Ie Rhob, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen.
Hal itu didasarkan Berita Acara Musyawarah Tuha Peut tentang penunjukan penjabat Keuchik Ie Rhob Timu, Kecamatan Simpang Mamplam tanggal 5 September 2017 dan Surat Camat Simpang Mamplam Nomor 141/1026 tanggal 25 September 2017 tentang usulan pemberhentian dan pengangkatan Penjabat Keuchik Ie Rhob Timu.
Dalam SK yang ditandatangani Wakil Bupati Bireuen Dr Muzakkar A. Gani, SH., M.Si tertanggal 16 Oktober 2017itu, disebutkan, Kasniati akan menjabat keuchik selama 1 tahun ke depan sejak dilantik, yang akan melaksanakan kewajiban dan tugas rutin keuchik serta melaksanakan proses pemilihan keuchik sampai dengan pelantikan keuchik definitif.
Camat Simpang Mamplam Erri Seprinaldi, SSTP., M.Si mengapresiasi kepada Kasniati selaku PJ keuchik Ie Rhob Timu.
Dikatakannya, dalam memimpin 41 gampong di Simpang Mamplam, baru kali ini dia melihat perempuan yang berani dan siap menjadi pemimpin.
“Semoga amanah dengan kepemimpinannya, dan ini membuktikan masyarakat sudah mulai terbuka. Memberikan ruang kepada perempuan yang tidak sekedar bergulat di ranah domestik, tapi juga di ranah publik,” sebutnya.
Salah seorang aktivis perempuan, Murni M. Nasir kepada Kabar Bireuen merasa bangga dengan dilantiknya seorang perempuan menjadi PJ keuchik tersebut.
Di Aceh, katanya, kepemimpinan perempuan masih menjadi hal tabu, yang mayoritas penduduknya beragama muslim masih saja mempersoalkan halal dan haram seorang perempuan menjadi pemimpin.
Akan tetapi sebanarnya banyak perempuan hebat, yang kerap diabaikan. Sebut saja misalnya level Kementeriaan, Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), dirinya dapat menunjukkan prestasi sesuai dengan tugasnya.
Semoga saja, katanya, dengan kepemimpinan PJ keuchik perempuan tersebut nantinya melakukan reformasi birokrasi di gampong. Jika kemudian bisa saja menimbulkan pro dan kontra publik, namun fokus saja pada pembangunan.
“Tidak perlu hiraukan jika memang ada gunjingan, fokus saja melakukan yang terbaik dan mengoptimalkan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Namun juga tetap menerima masukan dan kritikan, untuk arah perbaikan,” harapnya. (Ihkwati)