Foto Ilustrasi

KABAR BIREUEN – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bireuen menyampaikan perkembangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hingga Senin, 16 Mei 2022, jumlah sapi di Kabupaten Bireuen yang terindikasi PMK dengan gejala klinis mencapai 256 ekor. Sementara sebanyak 28 ekor dilaporkan sembuh.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bireuen, Safrizal SP kepada Kabar Bireuen, Selasa (17/5/2022).

Safrizal merincikan data ternak sapi yang terindikasi PMK per kecamatan, yaitu, Kecamatan Simpang Mamplam 16 ekor, Jeunieb 163, Jeumpa 4, Kuala 1, Kota Juang 2, Juli 5, Peusangan Selatan 25, Peusangan 4, Jangka 4, Peusangan Siblah Krueng 19, Kutablang 3, Makmur 7 dan Gandapura 3.

Sementara empat kecamatan lainnya, Samalanga, Pandrah, Peulimbang dan Peudada tidak ada ternak sapi yang dilaporkan tertular atau gejala PMK.

“Dari sejumlah 256 ekor sapi tersebut belum tentu positif PMK. Kita harus menunggu hasil uji laboratorium dulu. Sampelnya sudah dikirim ke laboratorium di Banda Aceh,” sebutnya.

Terkait pengobatan, kata Safrizal, pihak dinas masih terkendala dengan ketersediaan obat-obatan.

“Memang virus PMK belum ditemukan obatnya, namun untuk pencegahan harus dilakukan vaksinasi. Sedangkan ternak yang bergejala diberikan vitamin dan antibiotik,” kata Safrizal.

Kendala lainnya, jelas Safrizal, minimnya tenaga kesehatan hewan juga menjadi faktor lambannya penanganan terhadap ternak yang sakit.

Menurut Safrizal, mobilisasi petugas (tenaga keswan) sangat terbatas. Dalam satu hari tidak bisa mendatangi banyak lokasi. Misalnya sudah melakukan pemeriksaan di lokasi A, tidak langsung bisa ke lokasi B.

“Tetapi petugas harus memastikan semuanya steril dulu setelah dari satu lokasi ke lokasi yang lain, termasuk pakaian petugas. Karena manusia juga bisa menjadi pembawa virus, meskipun virusnya tidak menular ke manusia,” terangnya.

Langkah lain untuk penanganan wabah PMK di Kabupaten Bireuen, sebut Safrizal, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerja sama dengan TNI/Polri. Sudah dilakukan pertemuan di Polres Bireuen.

“Intinya TNI/Polri akan memberikan dukungan untuk percepatan penanganan PMK. Kami terus mendeteksi ternak yang mengalami gejala PMK untuk percepatan penanganannya,” pungkas Safrizal. (Rizanur)