KABAR BOREUEN– Kompetisi film dokumenter di tingkat pelajar SMA/sederajat Aceh Documentary Junior (ADJ) 2021, yang dilaksanakan oleh Yayasan Aceh Documentary mengumumkan 10 tim yang akan mengikuti Basic Training di Banda Aceh.

Setiap tim terdiri dari dua orang siswa dengan total 20 orang siswa dari berbagai Kabupaten/Kota di Aceh. Kegiatan akan sepenuhnya mengikuti protokoler kesehatan Covid-19, yaitu dengan cara pakai  masker, jaga jarak dan intruksi pemerintah lainnya.

Kompetisi ini merupakan ajang pencarian bakat calon sineas dari kalangan pelajar yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwitasa Aceh.

Tahun ini, Aceh Documentary menerima 42 proposal ide cerita dari pelajar dari berbagai daerah di Aceh.

“Setelah penerimaan proposal ide cerita ditutup pada 18 Februari lalu, tim penyeleksi mulai memilih ide cerita menarik yang cocok untuk dibuat film dokumenter, sehingga terpilihlah 10 tim yang akan diundang ke Banda Aceh,” sebut Panitia Seleksi, Ridha Purnama, Minggu (21/2/2021).

Adapun 20 peserta yang lolos ke tahap Basic Training, yaitu, Dhiaul Fatah dan M. Faisal Agnansyah (SMAN 1 Bireuen), Latifa Eltifani dan Dina Luqyana (SMAN Unggul Aceh Selatan), Ulfa Nadilla dan Intan Baiduri (SMKN 1 Bireuen).

Aisha Salsabila dan Zakiatun Nufus (SMAN 1 Sigli), Manisha Safitri dan Muammar Bismi (SMAN 1 Meukek), Muhammad Zawil Ikram dan Syakirah Imtinan (SMAN 1 Ingin Jaya Aceh Besar), Rian Danil dan Musaini (SMKN 1 Sigli).

Cut fitri Warahmah dan Naray Maharani (SMKN 1 Meulaboh), Siti Nurajizah dan Engel Dela H Tarigan (SMAN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam) serta Zuhra Mawaddah dan Frisilia Yunirma (SMAN Unggul Aceh Timur).

Program Manajer Aceh Documentary Junior 2021, M. Iqbal Faruqi mengatakan dalam Basic Training, peserta akan belajar secara garis besar tentang film dan kegiatan riset ide cerita yang lebih kompehensif.

“Setelah mengikuti basic training, peserta akan kembali ke daerahnya masing-masing untuk melanjutkan riset ide cerita, kemudian mereka akan diseleksi pada tahap kedua untuk nantinya bisa memperoleh beasiswa perfilman dan kesempatan belajar film dari Aceh Documentary,” kata Iqbal.

Kepala Departemen Program Aceh Documentary, Azhari Ayi mengharapkan, ide cerita yang dikirimkan nantinya dapat mewakili kegelisahan para pelajar dengan keadaan yang terjadi saat ini.

“Tentu menarik melihat dari sudut pandang pelajar, bagaimana renpon mereka terhadap isu disekitar mereka, terutama perubahan akibat pandemi yang terjadi saat ini,” katanya.

Azhari yakin, ide-ide para pelajar jauh lebih idealis dari pada orang-orang dewasa, mereka mempunyai sudut pandang tersendiri dalam melihatnya.

“Semoga film-film yang diproduksi  tahun ini dapat membawa harum nama Aceh di tingkat Nasional maupun Internasional,” tutup Azhari.(REL)