KABAR BIREUEN – Selama ini publik di Aceh banyak yang bertanya-tanya, kenapa Darwati A. Gani maju sebagai calon anggota DPR RI periode 2024-2029. Padahal, perwakilan daerah itu agak kurang peminatnya, dibandingkan dengan DPR RI.
Sementara yang sudah pernah duduk di DPD RI dari Aceh, kali ini beralih menjadi Caleg DPR RI. Seperti Fachrul Razi dan Abdullah Puteh yang masing-masing mencalonkan diri lewat Partai Gerindra dan NasDem.
Malah sebelumnya rekan mereka, Rafly, sudah terlebih dahulu tidak betah sebagai senator. Dia kemudian banting stir, mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI melalui PKS. Beruntung, penyanyi Aceh itu kini menikmati kursi DPR RI periode 2019-2024.
Lantas, kenapa pula Darwati A. Gani lebih kepincut ingin jadi senator? Inilah yang masih menjadi tanda tanya bagi publik Aceh. Namun, rasa penasaran itu terjawab saat mantan First Lady Aceh tersebut berbincang-bincang santai dengan wartawan di kafe kawasan Geulanggang Baro, Kecamatan Kota Juang, Bireuen, Rabu (7/2/2024) pagi.
Sebenarnya, menurut Darwati, ada sejumlah Parnas menawarinya untuk bergabung dan menjadi Caleg DPR RI. Bahkan, ada partai yang rela membiayainya. Asalkan, dia bersedia menjadi Caleg DPR RI untuk partai tersebut.
Namun, Darwati punya pertimbangan tersendiri dalam menentukan langkah politiknya ke depan. Dia mengaku, mencalonkan diri bukan untuk main-main atau sebatas jadi calon.
“Kalau mencalonkan diri itu, bukan hanya sebatas jadi calon. Menurut saya, menjadi calon itu harus bisa terpilih,” ungkap istri Irwandi Yusuf ini dengan penuh semangat.
Dalam hal ini, Darwati terlebih dahulu melihat potensi atau kemungkinan keterpilihan. Kalau untuk DPR RI, dia melihat setiap partai sudah ada kader sendiri yang jadi calon dan telah dibina oleh dalam waktu lama. Tentunya, dengan banyak pengalaman dan kapasitas yang dimiliki masing-masing calon tersebut.
“Kalau saya maju hanya untuk nambah-nambah suara mereka, saya tidak mau,” begitu perempuan asal Gampong Cot Rabo Tunong, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, ini beralasan.
Selain itu, Darwati juga memikirkan, dirinya salah seorang yang berasal dari partai lokal (parlok), PNA. Parlok juga tidak ada perpanjangan tangan di tingkat naional. Karena itu, dia merasa DPD adalah jalur yang tepat untuk parlok. Walaupun DPD itu tidak ada fungsi budgeting.
“Tapi, kalau kita sudah ada di Senayan, pasti bisa berbuat sesuatu untuk kepentingan masyarakat. Saya rasa, kalau kita mau berusaha dan berbuat untuk rakyat, di mana pun bisa. Yang penting, keberadaan kita di sana ada manfaatnya bagi daerah,” jelas wanita berpostur tinggi semampai yang akrab disapa Kak Dar ini.
Selamat berikhtiar dan berdoa, Kak Dar. Penentuannya tentu pada 14 Februari 2024 nanti. Semoga saja terpilih dan bukan hanya sebatas jadi calon. (Suryadi)