KABAR BIREUEN – Dikabarkan stok Implan di RSU dr Fauziah Bireuen kosong sejak lima hari lalu, mengakibatkan puluhan pasien yang membutuhkan operasi bedah tulang belum dapat dilakukan alias masih terkatung jadwal operasinya.
Menurut sumber Kabar Bireuen, kekosongan Implan yang merupakan alat kesehatan vital bagi pasien yang menjalani operasi bedah tulang dikarenakan pihak rumah sakit belum melunasi kewajibannya dengan pihak distributor alat-alat kesehatan di Pulau Jawa. Yang mencapai milyaran rupiah sejak tahun 2015.
“Makanya pihak distributor barang tidak mau lagi mengirimkan barang untuk rumah sakit, karena lebih satu tahun pihak rumah belum melakukan pembayaran ke distributor. Nilainya diatas Rp1 milyar,” ungkap sumber Kabar Bireuen, Jumat (2/6/2017).
Dia menduga, banyak hal yang tidak beres sedang terjadi di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Bireuen. Karena pihak manajemen terlalu sibuk mengurusi akreditasi daripada mengurus masalah peningkatan terhadap pelayanan.
“Yang herannya lagi, ada 100 jenis obat di rumah sakit sudah lama kosong, namun kesannya dibiarkan saja,” papar sumber yang minta jati dirinya tidak dipublikasi.
Terkait masalah tersebut, Direktur RSU dr Fauziah Bireuen melalui Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang, dr. Irwan A. Gani yang dihubungi via telepon selularnya tidak menampik, bahwa Implan kebutuhan pasien bedah tulang kosong sejak lima hari lalu.
“Benar. Barangnya (Implan) lagi kosong di rumah sakit sekarang, dan sudah kita pesan lagi. Mungkin hari Selasa sudah tiba dari Surabaya,” ungkapnya.
Ditanya penyebab terjadi kekosongan, mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen ini mengakui ada persoalan teknis dengan pihak distributor, salah satunya, ada kewajiban yang belum diselesaikan. Sehingga terjadinya hambatan pasokan alat kesehatan yang dibutuhkan tersebut.
“Memang ada kewajiban pembayaran yang belum kita lunasi kepada distributor, karena kita melakukan pembayaran terhadap barang-barang yang digunakan saja. Sedangkan yang tidak digunakan kita kembalikan (retur) dan tidak kita bayar. Itu sesuai dengan isi perjanjiannya,” tandas Irwan.
Menyangkut dengan ada 100 jenis obat yang kosong pada rumah sakit, Irwan masih berupaya menutupinya, meskipun hal ini pernah mencuat beberapa waktu lalu.
“Tidak ada obat yang kosong di rumah sakit. Pengadaan obat kita lakukan sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada masalah,” pungkasnya. (Rizanur)