KABAR BIREUEN-Sekretaris Daerah (Sekda) Bireuen, Ir. Ibrahim Ahmad, M.Si menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Akselerasi Ekspor Pertanian.

Kegiatan yang digelar Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Banda Aceh, berlangsung di Aula Luxury Hotel Bireuen, Kamis 31/5/2023.

Dalam inti sambutannya Sekda Bireuen Ibrahim Ahmad berharap Fokus Group Diskusi Akselerasi Ekspor Pertanian ini bukan hanya sekedar diskusi saja.

“Kegiatan ini sebagai pelajaran kita dan akan dilanjutkan dengan diskusi berikutnya dengan intensitas pembicaraan kita lebih konkrit lagi,” katanya.

Dia berharap, petani  yang memang punya komoditi yang unggul di Bireuen, bisa lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.

Sehingga jelas mereka lebih termotivasi dan mau menanam community, kalau memang sudah jelas kemana mereka bawa dan siapa pembelinya.

Menurutnya, selama ini kalau mau mengekspor itu haruslah dengan jumlah yang besar, baru bisa di ekspor.

“Insya Allah melalui kegiatan ini pihak Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Banda Aceh mempunyai solusi dan menjawab terkait ekspor tersebut,” ujarnya.

Harapannya, komoditi ekspor di Bireuen yang begitu banyak dan bagus jenisnya bisa  ditingkatkan baik sisi produksi produktivitas dan kualitasnya.

Diharapkan juga dinas terkait harus lebih intens dan lebih sering meningkatkan pembinaan atau penyuluhan kepada petani.

“Memberi pemahaman bukaan acara budidaya saja tetapi juga bergerak dari panen, pasca panen sampai dengan pengolahan hasil, sehingga syarat yang dibutuhkan untuk komunikasi terpenuhi,” jelas Sekda Bireuen ini.

Sebelumnya Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Banda Aceh, Drh. Ibrahim menyebutkan  FGD Akselerasi Ekspor Pertanian ini diikuti sekira 100 peserta terdiri dari instansi pemerintah dinas terkait, jaringan pertanian nasional dan pelaku usaha.

Dijelaskan, Kabupaten Bireuen termasuk salah satu kabupaten/kota di Aceh yang kita gelar kegiatan FGD Akselerasi Ekspor Pertanian ini.

“Karena kami melihat potensi pertanian di Bireuen, seperti pinang, kelapa, kelapa sawit dan jagung sangat bagus,” ujarnya.

Dikatakan, pihaknya sangat intens terhadap potensi jagung yang ada di Kabupaten Bireuen, kami intens dengan jagung dikarenakan jagung adalah produk untuk pakan ternak.

“Kalau kita membicarakan jagung, mudah-mudahan kalau kita bisa produksi disini (Bireuen) harganya bisa stabil dan kita tidak perlu impor,” sebutnya.

Menurutnya, kalau dilakukan impor yang untungnya bukan bangsa kita, yang untung bangsa negara yang memproduksi.

Begitu juga kalau diekspor devisanya untuk negara tetapi kalau impor yang menikmati devisanya adalah negara yang mengimpor dan selalu diposisi yang merugikan.

“Dalam Focus Group Discussion Akselerasi Ekspor Pertanian ini, kita akan memberi solusi kepada peserta,” pungkas Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Banda Aceh ini. (Herman Suesilo)