KABAR BIREUEN, Bireuen – Calon Bupati Bireuen nomor urut 1, Murdani Yusuf, SE, mempertanyakan pelaksanaan jadwal debat publik Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bireuen yang ditetapkan KIP setempat pada akhir masa kampanye.
Jarak waktu antara debat pertama dengan kedua juga sangat berdekatan. Debat pertama pada 18 November 2024 dan debat kedua, 22 November 2024.
“Ini agak aneh dengan penetapan debat publik di Bireuen di akhir masa kampanye. Sementara di daerah lain ada yang sudah dua kali dan satu kali,” ungkap Murdani kepada Kabar Bireuen, Senin (4/11/2024).
Disebutkan Murdani, pelaksanaan debat publik seharusnya mendapat perhatian serius dari KIP Bireuen. Sebab, ini adalah kesempatan bagi publik untuk mengenal program dan visi misi para calon. Debat publik ini juga harus bisa dinikmati banyak orang melalui publikasi media. Bukan hanya untuk mereka yang hadir di tempat acara karena kapasitas dan undangannya sangat terbatas.
Kalau debat kali pertama pada 18 November 2024, mungkin masih ada waktu beberapa hari lagi untuk dinikmati masyarakat melalui berbagai media, baik televisi, media online dan media cetak maupun media sosial. Namun, debat kali kedua pada 22 November 2024, hanya sebentar saja beredar di masyarakat.
“Malam harinya pada pukul 00.00 WIB, sudah tidak bisa lagi karena sudah masuk masa tenang. Walupun masih ada yang beredar di media massa atau media sosial, tetapi di media yang secara resmi dipublikasikan KIP sudah dihapus,” ujar Murdani.
Diungkapkan Murdani, sejak awal saat KIP menggelar rapat membahas pelaksanaan debat publik itu bersama para LO (Liaison Officer) dan Panwaslih beberapa hari lalu, memang sudah tercium ada gelagat tak beres.
Saat itu, LO paslon nomor urut 1 mengusulkan debat publik diadakan tiga kali. Sementara LO paslon nomor urut 3 mengusulkan hanya sekali diadakan debat publik.
Yang anehnya, sebut Murdani, Panwaslih Bireuen diwakili Muzammil, mendukung usulan LO paslon 3 yang meminta debat publik cukup sekali. Akhirnya, diputuskan debat publik diadakan sebanyak dua kali. Namun, pelaksanaannya di akhir masa kampanye yang jarak keduanya berdekatan.
Alasannya, sekarang KIP banyak agenda kegiatan lain. Selain itu, juga harus disesuaikan dengan waktu tim panelis.
Menurut Murdani, tidak ada ketentuan tim panelis harus lulusan S3 atau dari luar daerah. Biar tidak terlalu merepotkan, panelis bisa saja dari Umuslim, UNIKI, IAI Almuslim Aceh, UMMAH, dan perguruan tinggi lainnya di Bireuen.
“Itulah yang aneh, kenapa debat publik di Bireuen harus dilaksanakan pada akhir masa kampanye dan juga dalam jangka waktu berdekatan? Ada apa di balik itu? Apakah ada kepentingan pihak tertentu yang harus diamankan?” tanya mantan anggota DPRA itu. (Suryadi)