Drs Muhammad Arif

KABAR BIREUENPembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan dalam perkampungan di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, selama ini dinilai masih sangat kurang atau belum memadai.

“Ketertinggalan Peudada sudah sangat lama, karena tidak tersentuh pembangunan infrastruktur yang memadai. Kepada teman-teman dewan, saya selalu memohon penambahan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di Kecamatan Peudada,” ungkap Drs Muhammad Arif, Wakil Ketua DPRK Bireuen, kepada Kabar Bireuen di ruang kerjanya, Selasa (30/1/2018).

Menurutnya, secara geografis ekonomi masyarakat Kecamatan Peudada, terbagi tiga, yaitu persawahan, tambak dan laut, ladang serta pegunungan.

“Kalau di sawah hasilnya padi. Di tambak dan laut hasilnya ikan. Kemudian, di ladang dan pegunungan menghasilkan palawija dan tanaman keras,” ujarnya.

Selama dirinya menduduki kursi DPRK Bireuen, Muhammad Arif telah mengupayakan pembangunan subsektor bidang tanaman pangan, seperti pembangunan jalan usaha tani dan saluran irigasi. Kemudian subsektor perikanan, telah tersedianya dermaga sandaran boat ikan di PPI Peudada.

“Sedangkan bidang perkebunan (palawija dan tanaman keras) masih menjadi PR saya berikutnya untuk membuka akses jalan ke kebun-kebun masyarakat yang ada di kawasan pegunungan,” urai politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini.

Politisi yang juga seniman ini menambahkan, Kecamatan Peudada selama ini dikenal dengan kawasan langganan banjir setiap tahun. Namun setelah ditangani secara serius, mulai tahun 2017 sudah bebas dari banjir.

“Untuk mencegah banjir, telah kita pasang 6 box cuvert di sepanjang jalan negara. Alhamdulillah, tahun lalu Peudada tidak lagi banjir. Semoga, sampai seterusnya kita akan bebas dari banjir,” imbuhnya.

Kemudian, untuk tahun 2018 dan 2019, di Kecamatan Peudada diharapkan pembangunan difokuskan menuntaskan pembangunan jaringan irigasi Aneuk Gajah Rhet dan jalan induk kabupaten.

“Pada tahun 2020 baru kita fokuskan pembangunan jalan usaha tani di areal pegunungan,” tandas Muhammad Arif. (Rizanur)