KABAR BIREUEN-Para Srikandi Aceh negeri jiran Malaysia yang tergabung dalam Wanita Peduli Ummat (WPU) Malaysia kembali membangun satu unit rumah layak huni untuk warga miskin di Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen.
Proses penyerahan dokumen Rincian Anggaran Biaya (RAB) kepada tukang yang disaksikan Keuchik setempat pada Rabu, (24/07/2019) pagi, oleh tim BMU pusat sebagai tanda dimulainya pembangunan rumah ukuran 5×6 meter dengan biaya totalnya Rp 30.500.000.
Sebelumnya WPU Malaysia telah membangun rumah dan modal usaha hasil kerja sama dengan Ikatan Alumni Mudi Mesra Samalanga kepada janda miskin di Pidie beberapa waktu yang lalu.
Hal ini disampaikan oleh Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) Tgk H. M. Yusuf A Wahab atau Tu Sop melalui pesan whatsappnya.
Tu Sop menyebut WPU Malaysia dan WPU Aceh mulai membangun satu unit rumah layak huni kepada Abdullah (49) warga Gampong Meunasah Barat Ceureucok Cruem, Kecamatan Simpang Mamplam.
“WPU Malaysia dan WPU Aceh hanya melakukan donasi saja, setelah donasi mencukupi selanjutnya diserahkan kepada BMU Pusat selaku pelaksana pembangunan,” sebut Tu Sop yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).
Berdasarkan verifikasi faktual tim di lapangan, lanjut Tu Sop, Abdullah dan istrinya Ramisah saat ini menempati rumah berukuran 3×4 meter dengan satu kamar tidur dan dapur, atapnya daun rumbia berdinding kombinasi papan dan pelepah rumbia yang sudah lapuk dengan kondisi memprihatinkan.
Pria yang akrab disapa Bang Lah itu, kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan. Seiring umurnya yang sudah tua dan lemah, Bang Lah hanya mendapatkan upah 70 ribu rupiah/hari, berbeda dengan 10 tahun yang lalu bisa mendapatkan upah Rp100-120 ribu/hari.
Keuchik Gampong Meunasah Barat, Usman Sulaiman yang ikut mendampingi Tim BMU mengatakan sebelumnya juga ada tim dari LSM dan pemerintah Provinsi yang turun ke rumah Bang Lah menawarkan bantuan rumah, namun terkendala dengan kepemilikan tanah.
“Gubuk Bang lah saat ini dibangun diatas tanah orang lain, ini menjadi kendala bagi lembaga atau dinas yang ingin memberikan bantuan rumah, termasuk rehab dan rumah layak huni dari pemerintah gampong setempat,” kata keuchik
Menurut pengakuan Bang Lah, lanjut keuchik, karena rumah bantuan BMU-WPU sudah pasti direalisasi dan syaratnya pun bisa dengan surat keterangan keuchik, Bang Lah bersedia tukar guling dengan menjual tanah warisannya di tempat lain.
Keuchik Usman menambahkan di Gubuk kecil ini Bang Lah telah membina biduk rumah tangganya selama 15 tahun lebih, saat ini beliau tinggal bersama 6 orang anaknya masing-masing, Junaidah (16), Nasruddin (13) Aulia Rahman(11), Sahlia Rizkina (6) dan Husnul Mubarak (4) serta satu orang anak dari almarhum istri pertamanya.
“Selain itu keluarga Bang Lah tidak termasuk penerima PKH atau bantuan lain sebelumnya kecuali pembagian zakat jiwa dan harta dari Gampong setempat, persoalan bantuan bersifat nasional ditentukan oleh pusat,” pungkas Keuchik Meunasah Barat. (Al Fadhal/ Humas BMU Pusat)