KABAR BIREUEN – Festival Teater Bireuen se Aceh (FTBSA) II tahun 2022 yang digelar Rangkang Sastra Bireuen berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, berakhir sukses.
Seremonial acara penutupan FTBSA tersebut dilakukan oleh Pj Bupati Bireuen yang diwakili Sekretaris Dinas Sosial Bireuen, Alfian, M.Pd, di Aula SKB-SPNF Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bireuen, Minggu malam (9/10/2022),
Prosesi penutupan rangkaian kegiatan, diisi dengan pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang.
Dalan inti sambutannya, Alfian, mengatakan, melihat sebuah organisasi di mana kemudian organisasi itu, para anggota di dalamnya ingin menghidupkan organisasi dan bukan mencari hidup di organisasi, Rangkang Sastra-lah organisasinya.
“Berorganisasi itu bukan hal yang mudah,” kata Alfian.
Salah satu kompetensi di abad 21 dimasukkan salah satunya adalah kolaborasi. Bagaimana bisa melakukan kolaborasi antara sesama dan ini sesuatu hal yang sangat mudah diucapkan dan sangat sulit dilakukan.
“Alhamdulillah hari ini dilewati dengan pandemi, Rangkang Sastra masih bisa berdiri, dan bisa menyelenggarakan festival tingkat provinsi di Kabupaten Bireuen,” ucapnya.
Dengan hadirnya Rangkang Sastra ini kemudian hari nanti, Bireuen bisa menjadi laboratorium dan mudah-mudahan, kegiatan ini bukanlah yang terakhir yang dilakukan oleh Rangkang Sastra dan kawan-kawan.
“Semoga kegiatan seni melalui Rangkang Sastra bisa maju di Kabupaten Bireuen dan di Aceh,” harap Alfian.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Kesenian Aceh (DKA), Kabupaten Bireuen, H. Mukhlis, A.Md, dalam sambutannya mengatakan, sebagai Ketua DKA Kabupaten Bireuen, sudah merupakan kewajiban untuk memperhatikan seluruh jenis kesenian, salah satunya teater.
Disebutkan, Rangkang Sastra yang berdiri dan berlandaskan seni teater sudah sepatutnya mendapat apresiasi atas inisiasi-inisiasi kegiatan ber-teater di Provinai Aceh.
“Apalagi, Festival Teater Bireuen Se-Aceh dengan mengangkat sub teater realis telah menjadi salahsatu database penyelenggaraan festival teater di Indonesia dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” kata Mukhlis.
Kepada Kepala Taman Budaya Aceh, pihaknya menitip pesan dan kami sangat berharap. Jika ada Kabupaten yang sanggup melaksanakan kegiatan kesenian dan kebudayaan secara mandiri sepert ini, menjadi perhatian khusus.
Sehingga kegiatan dan ekosistem berkesenian dan berkebudayaan tidak hanya terpusat di provinsi saja, berkutat dengan orang-orang itu saja.
Terkesan hanya sekedar untuk mencairkan anggaran-anggaran yang terangkum di DIPA kedinasan.
“Semoga kegiatan ini akan berlanjut pada periode ke tiga,” ujar Ketua DKA Bireuen ini.
Berikut data para pemenang FTBSA II tahun 2022, pemenang Penyaji Terbaik Pertama, Komunitas Teater Abang (Lhokseumawe), Pemenang Penyaji Terbaik Kedua, Komunitas Teater Rongsokan (UIN Ar-Raniry Banda Aceh) dan Pemenang Penyaji Terbaik Ketiga, Komunitas Teater Rahasia (Banda Aceh).
Kemudian, Sutradara Terbaik, diraih Haryry Koko Priutama (Komunitas Teater Abang, Lhokseumawe), Aktor/Aktris Terbaik, diraih Mumut (Komunitas Teater Rongsokan (UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Penata Artistik Terbaik, diraih Hery Siswanda (Komunitas Teater Abang, Lhokseumawe).
Selanjutnya, Penata Cahaya Terbaik, diraih oleh Orib (Komunitas Teater Abang, Lhokseumawe), Penata Musik Terbaik, diraih Ahlul Zikri (Komunitas Teater Rongsokan UIN Ar-Raniry Banda Aceh) dan Penulis Naskah Terbaik, diraih Rifoah Bashirah (Komunitas Teater Rongsokan UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Para pemenang diberikan hadiah dari panitia berupa trofi, piagam penghargaan dan sejumlah uang pembinaan. (Herman Suesilo)