KABAR BIREUEN – Es Bandung produksi Bireuen laris manis masih menjadi minuman idola berbuka puasa bagi masyarakat Bireuen dan szekitarnya.
Liputan Kabar Bireuen di pasar penjualan penganan berbuka puasa di jalan langgar Bireuen, setiap petang pukul 16.00 WIB dipadati pengunjung untuk membeli berbagai jenis kue, makanan dan minuman berbuka puasa, timphan, boh rom-rom, pecal, gado-gado, pecal, adee, sambai on peugaga, minuman air kelapa muda, air tebu dan minuman es Bandung produksi Bireuen.
Amatan Kabar Bireuen, dari sejumlah penjual minuman berbuka puasa, penjual es Bandung yang membuka lapak di depan Bank BNI setiap petang laris manis diserbu pembeli.
Harganya, murah meriah hanya Rp 5.000, per kantong plastik. Bagi pembeli ada yang membeli satu, dua dan tiga kantong dan ada juga pembeli desa membeli banyak untuk dijual lagi di Desanya.
Tajuddin, penjual es Bandung Bireuen dalam keterangannya kepada Kabar Bireuen disela-sela kesibukannya melayani pembeli mengatakan, es Bandung yang diproduksinya merupakan warisan kakeknya “Wak Bandung” almarhum.
Dikatakan, kakeknya dengan panggilan “Wak Bandung” pada tahun 1950 pindah dari Bandung (Jabar) ke kota Bireuen membuka usaha sebagai penjual es Banduhg.
Pada saat itu kakeknya menjual es Bandung pakai gerobak Ting-Ting keliling kota Bireuen dan sering mangkal menjual es Bandung di lapangan bola basket depan Sekolah Rakyat- 1 Bireuen, sekarang sudah menjadi lokasi gedung Bank BNI. Cabang Bireuen.
Dulu kakeknya Wak Bandung bersama anak-anak dan cucunya bekerja bersama-sama membantu memproduksi es Bandung agar memproduksi es Bandung telah dapat diwarisi anak-anak dan cucunya.
Menurut Tajuddin, produksi es Bandung warisan kakeknya Wak Bandung setiap bulan Ramadhan menyerap 10 tenaga kerja untuk tenaga produksi dan tenaga melayani pembeli di lapak penjualan setiap petang.
“Sejak 1 Ramadhan omzet penjualan es Bandungnya rata-rata terjual Rp 5 juta lebih setiap petang,” ujar Tajuddin. (H.AR Djuli).