Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Provinsi dan kabupaten/ kota Tahun 2018, Rabu (18/4/2018) di Aula lama Setdakab Bireuen.

KABAR BIREUEN-Sekda Bireuen Ir Zulkifli Sp mewakili Bupati Bireuen membuka Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2018, Rabu (18/4/2018) di Aula lama Setdakab Bireuen.

Sekda dalam sambutannya  mengapresiasi Perpustakaan Nasional yang mengeglar acara  Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Bireuen.

kegiatan ini bertujuan untuk bersama-sama menggelorakan kembali melakukan langkah serius agar masyarakat gemar membaca.

Karena itu, sebutnya, perlu ditingkatkan minat baca sejak kecil untuk meningkatkan pengetahuan.

Kabupaten Bireuen telah mengembangakan perpustakaan sekolah, gampong (desa), pesantren (dayah) serta kecamatan.

“Bireuen salah satu dari 19 kabupaten di Indonesia yang memperoleh penghargaan literasi dari pemerintah,” sebut Sekda.

Kegiatan tersebut bertemakan Implementasi revolusi mental melalui mobilisasi pengetahuan dalam rangka meningkatkan indeks literasi masyarakat.

Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI, Drs Deni Kurniadi, M.Hum.

Lalu ada Kepala Perpustakaan dan Arsip Provinsi Aceh, Drs M. Marzuki dan  Al Azhar, pegiat penulis.

Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustqaaan Nasional RI, Drs Deni Kurniadi, M.Hum menyebutkan, dalam upaya meningkatkan minat baca dan menumbuh kembangkan budaya kegemaran membaca masyarakat Indonesia, Perpustakaan Nasional sejak tahun 2006 mengangkat seorang figur menjadi “Duta Baca Indonesia (DBI).

Tugas utama Duta Baca Indonesia adalah sebagai motivator nasional peningkatan minat baca masyarakat.

Selain itu juga sebagai pengungkit dan/atau memperkuat kegiatan Perpusnas dalam mengkampanyekan Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca secara sinergis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan dan Arsip Provinsi Aceh, Drs M. Marzuki  mengatakan, membaca sebagai pengetahuan, ilmu adalah sumber pengetahuan.

Sedangkan Al Azhar dalam paparannya menyebutkan, dengan membaca itu menumbuhkan kepercayaan kita. Dengan membaca otak kita fres.

Menurut Al Azhar, orang tua selalu memaksa anak-anak rajin membaca, tapi orang tuanya tidak pernah membaca. Begitu juga dengan para pendidik juga jarang membaca hanya menyuruh siswanya membaca buku. Padahal, dalam hidup perlu keteladanan.Memberikan contoh.

Dikatakannya, seorang penulis menyampaikan pesan kepada pembaca dengan kata-kata dan kalimat yang menarik mampu diresapi dan sampai ke pembacanya.

“Memori manusia yang membaca semakin baik, prilaku tergantung dari bacaanya, jika yang dibacannya baik, maka perilakunya baik, jika membaca yang tak baik, prilakunya juga tak baik,” pungkasnya.

Di sesi terakhir diadakan tanya jawab para peserta dengan narasumber. (Ihkwati)