SUFRI DAUD ALIAS BOING

KABAR BIREUEN Sufri Daud alias Boing, mantan Panglima Muda Daerah III GAM Wilayah Batee Iliek, diduga dikeroyok sejumlah orang di Ocean Caffe, Matangglumpangdua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Kamis (25/2/2021) sekira pukul 15.00 WIB.

Selain Boing, Yusrizal Bin Yusuf alias Waled yang saat itu berada tak seberapa jauh dari tempat kejadian, juga ikut mengalami perlakuan kasar. Dia juga mengaku, mengalami pemukulan dalam waktu hampir besamaan.

Tak lama kemudian, Boing dan Waled melaporkan insiden yang mereka alami itu ke Polres Bireuen secara terpisah. Surat Tanda Terima Laporan Polisi atas nama Sufri Daud Nomor: STTLP/24/II/YAN.2.5/2021/SPKT/RES Bireuen tanggal 25 Februari 2021. Boing melaporkan tentang peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 170 KUHPidana. Sebagai terlapor atas nama Iskandar Cs.

Sementara Surat Tanda Terima Laporan Polisi atas nama Yusrizal Bin Yusuf Nomor: STTLP/25/II/YAN.2.5/2021?SPKT Res Bireuen tanggal 25 Februari 2021. Yusrizal melaporkan tentang peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 351 KUHPidana. Terlapor atas nama Rupee (nama panggilan) Cs.

Seusai melapor ke Polres Bireuen, Boing bersama Waled memberikan keterangan tentang insiden pemukulan yang mereka alami kepada wartawan di sebuah cafe dalam kawasan kota Bireuen, Kamis (25/2/2021) malam.

Menurut Boing, sebenarnya saat itu dia ingin menemui Rusyidi Mukhtar, S.Sos alias Ceulangiek (Ketua DPRK Bireuen). Sebab, Ceulangiek telah menyebut-nyebut namanya dalam acara Musrenbang Kecamatan Peusangan yang berlangsung di Balai Desa kantor camat setempat, Kamis (25/2/2021) siang.

Boing ingin mempertanyakan pada Ceulangiek yang menuding dirinya pada acara Musrenbang tersebut, telah ikut campur tangan tentang masalah Yayasan Almuslim Peusangan.

“Saya ingin mempertanyakan pada Ceulangiek, kenapa nama saya disebut-sebut pada acara Musrenbang di hadapan banyak orang. Saya kira, tidak sepantasnya juga dia membahas persoalan Yayasan Almuslim yang sedang bermasalah itu di acara Musrenbang. Apalagi, dia membawa-bawa nama saya,” ungkap Boing.

Karenanya, Boing langsung menemui Ceulangiek yang saat itu sedang berada di Ocean Caffe bersama sejumlah pengurus Yayasan Almuslim Peusangan dan rekannya yang lain. Boing mempertanyakan tentang hal tersebut dan Ceulangiek pun menjelaskannya.

Namun, menurut Boing, tiba-tiba Tgk. Munawar Yusuf (Ketua Yayasan Almuslim Peusangan hasil Mubes IX)) berdiri menggebrak meja dan mencercanya dengan nada suara keras. Lalu, secara spontan beberapa orang di antara mereka langsung meninju Boing di bagian wajah dan kepalanya.

“Seorang langsung merangkul tubuh saya. Entah itu untuk melindungi saya dari pukulan rekan-rekannya atau bukan, saya tidak tahu. Akibatnya, saya tidak bisa leluasa lagi bergerak dan menahan pukulan mereka,” jelas Boing sambil memperlihatkan bekas lebam-lebam di wajahnya.

Tgk. Munawar Yusuf, Ketua Yayasan Almuslim Peusangan.

Sementara menurut Waled yang saat itu melihat aksi pemukulan tersebut, berusaha menghampiri dan hendak melerainya. Namun, seseorang mencegahnya dan diminta tidak ikut campur.

“Saya juga ikut dipukul, walau tidak separah yang dialami Boing,” timpal Keuchik Alue Kuta, Kecamatan Jangka ini.

Menurut kedua korban, sebanyak 14 orang disebutkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi, yang diduga ikut terlibat dalam aksi pemukulan tersebut. Untuk melengkapi laporan tadi, mereka juga sudah menjalani visum di RSUD dr. Fauziah Bireuen.

Terkait pelaporan tersebut, belum diperoleh keterangan resmi dari pihak Polres Bireuen. Sehingga, hingga kini belum diperoleh informasi lanjutan perkembangan penanganannya.

Sementara pihak pengurus Yayasan Almuslim Peusangan hasil Mubes IX, menggelar konferensi pers dengan wartawan di sebuah caffe kawasan Paya Meuneng, Kecamatan Peusangan, Jumat (26/2/2021) sore. Mereka ingin mengklarifikasi terkait kejadian yang sebenarnya menurut versi mereka.

Menurut Tgk. Munawar Yusuf selaku Ketua Yayasan Almuslim Peusangan hasil Mubes IX, tidak masalah dan ada korelasinya Rusyidi Mukhtar alias Ceulangiek (Ketua DPRK Bireuen dan juga Ketua Pembina Yayasan Almuslim Peusangan hasil Mubes IX), sedikit menyinggung tentang masalah Yayasan Almuslim Peusangan dalam acara Musrenbang tersebut. Mengingat, banyak pesertanya para keuchik yang notabene sebagai pemilik Yayasan Almuslim Peusangan.

“Perlu dijelaskan, agar tidak ada oknum-oknum yang memecah-belah para keuchik. Ada yang mengajak dan meminta ditandatangani surat persetujuan pelaksanaan Mubes. Padahal, Mubes sudah kita laksanakan secara demokratis dan mereka telah mengikutinya. Jadi, untuk apa Mubes lagi? Hal tersebut, membuat para keuchik bingung,” ujar Tgk. Munawar.

Begitu juga menanggapi tudingan Boing, telah terjadi aksi pengeroyokan terhadap dirinya. Menurut Tgk. Munawar, itu bukan pengeroyokan. Sebab, para pelaku tidak mencari keberadaan Boing dan memukulnya beramai-ramai secara terencana. Kalau begitu kejadiannya, kata dia, itu baru bisa dikatakan pengeroyokan.

“Ini tidak demikian kejadian sebenarnya. Boing datang sendiri menemui ketua kami. Dia marah-marah dan berkata-kata kasar di tempat ramai. Ada di antara simpatisan kami yang tidak dapat menerima kelakuannya itu. Spontan begitu saja kejadiannya. Jadi, jangan salah, itu bukan pengeroyokan,” tegas Tgk. Munawar yang dibenarkan Ceulangiek dan juga sejumlah rekan mereka yang lain.

Meski begitu, baik Tgk. Munawar maupun Ceulangiek berharap, kejadian tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Mereka mengaku menyesalinya. Insiden ini memang tidak sepatutnya terjadi dan jangan sampai terulang lagi.

“Persoalan ini akan kita carikan solusi penyelesaiannya secara arif dan bijaksana. Ini demi kebaikan kita bersama,” harap Ceulangiek. (Suryadi)