KABAR BIREUEN – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, berkunjung ke Gampong Matang Glumpang Dua Meunasah Dayah, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Sabtu (4/3/2023) pagi.

Kunjungan kerja Menko PMK tersebut, dalam rangka berdialog terkait percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim dengan masyarakat di halaman kantor keuchik setempat.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir menjelaskan, penurunan angka stunting adalah program prioritas untuk menyiapkan generasi Indonesia yang jauh lebih baik dari sekarang. Stunting itu sendiri, disebutkannya, adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis.

“Provinsi Aceh ini angka stuntingnya termasuk tertinggi di tingkat nasional. Masih di atas 3,2 persen. Sementara di tingkat nasional rata-rata 24,6 persen. Makanya, ini tugas kita semua untuk menurunkan angka stunting, dalam rangka menyiapkan generasi yang lebih cerdas dibandingkan kita,” ungkap Menko Muhadjir.

Kemudian, dia mempersilakan Keuchik Matang Glumpang Dua, Rifian, A.Md, untuk memaparkan kondisi penanganan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim di gampong tersebut.

Disebutkan Keuchik Rifian, hingga kini di Gampong Matang Glumpang Dua angka stuntingnya nol persen. Sementara untuk penghapusan kemiskinan ekstrim, tahun 2022 dianggarkan dana hampir 50 persen dari Rp950 juta dana desa.

Sebanyak hampir Rp500 juta dianggarkan untuk BLT, sebagai upaya penurunan kemiskinan ekstrim. Selanjutnya untuk tahun 2023, karena dana desanya untuk Meunasah Dayah menurun, tapi tetap dianggarkan juga untuk pengentasan kemiskinan hampir Rp100 juta.

“Kalau untuk penurunan angka stunting, anggarannya tetap tinggi, yaitu hampir Rp150 juta,” ujar Rifian.

Selain itu, menurut Rifian, saat ini pihaknya juga sudah melaksanakan program Rumah Gizi Gampong dan sudah berjalan. Cuma belum terwujud dalam bentuk fisiknya.

“Kepada Bapak Menko, mudah-mudahan kami dikasih bantuan dalam bentuk wujudnya berupa gedung. Supaya segala aktivitas kami bisa terpusat pada satu titik. Lahannya sudah ada. Mohon maaf Pak Menteri, mungkin ini menjadi perhatian Bapak,” harap Rifian.

Dialog yang dipandu Pj Bupati Bireuen, Aulia Sofyan, Ph.D, itu berlangsung dalam suasana santai dan penuh keakraban. Sebelumnya, Aulia Sofyan meminta kepada Kadis Kesehatan Bireuen, dr. Irwan A. Gani, untuk memaparkan tentang kondisi stunting dan kemiskinan ekstrim di Kabupaten Bireuen.

Disebutkan Irwan, tahun 2020 Bireuen ditetapkan sebagai kabupaten locus stunting. Hal tersebut, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) ditemukan angka stunting sampai 48 persen.

Dengan berbagai upaya intervensi yang dilakukan pihaknya, pada tahun 2021 angka stunting dapat diturunkan secara signifikan menjadi 24,3 persen. Tahun 2022 turun juga, tapi nol koma sekian persen dan menjadi 23,4 persen.

Menurut Irwan, di Kabupaten Bireuen ada berbagai inovasi yang dlakukan untuk menurunkan angka stunting. Di antaranya yang mendapat apresiasi nasional adalah me bu gateng. Itu tradisi dalam masyarakat Aceh, apabila ibu hamil, nanti ada pihak keluarganya datang membawa penganan.

Biasanya, bu gateng itu dibawa pada bulan ketujuh usia kehamilan. Dasar itulah, pihaknya mencoba menyiasati dengan inovasi semua desa menerapkan tradisi me bu gateng. Ini diupayakan mulai dari kehamilan pertama hingga tujuh bulan.

“Setiap bulan tiap desa mempersiapkan penganan untuk ibu hamil, terutama bagi keluarga yang kondisi ekonominya kurang mampu. Dengan upaya ini, Kabupaten Bireuen dapat menekan angka stunting yang luar biasa, bisa menurunkan angka stunting hingga 23,4 persen,” jelas Irwan.

Menteri Muhadjir sangat tertarik dengan pemaparan Kadis Kesehatan Bireuen tersebut. Terutama, memanfaatkan tradisi me bu gating, sebagai sebuah inovasi untuk menurunkan angka stunting.

“Ini sebuah inovasi yang bagus. Tradisi itu perlu dipertahankan untuk meningkatkan gizi ibu-ibu hamil dan mencegah stunting terhadap anak yang akan dilahirkan nanti,” kata Menko Muhadjir.

Menteri Muhadjir juga ikut berdialog dengan sejumlah keuchik dalam Kecamatan Peusangan, bidan desa, ibu hamil bersama suaminya, penerima PKH, dan lainnya. Dalam dialog tersebut, menteri yang low profile dan humoris ini, sesekali menyelipkan candanya yang membuah para hadirin tertawa.

Hingga tidak terasa, dialog itu berlangsung hampir dua jam, dari yang diagendakan sebelumya hanya 30 menit. Di akhir acara, Menteri Muhadjir juga menyerahkan PKH, BLT, santunan BPJS Ketenagakerjaan dan bantuan lainnya kepada sejumlah penerima secara simbolis. (Suryadi)