Novianti MR (kiri) bersama Lusi Tetrasari, M.Pd.

KABAR BIREUEN – SD Negeri 3 Percontohan Peusangan, Kabupaten Bireuen, masuk babak finalis Lomba Budaya Mutu Tingkat Nasional Tahun 2017 yang diadakan di Hotel Rich Yogyakarta, 7-10 November 2017.

SD Negeri 3 Percontohan Peusangan merupakan utusan Kabupaten Bireuen yang mewakili Provinsi Aceh untuk mengikuti ajang lomba bergengsi tersebut.

Novianti MR, selaku pendamping dalam mengikuti lomba itu yang dihubungi Kabar Bireuen, Rabu (8/11/2017), menjelaskan, lomba tersebut diadakan dalam tiga kategori, yakni SD Rujukan (jumlah peserta 175 sekolah), SD Negeri Rintisan PPK (jumlah peserta 21 sekolah) dan SD Swasta Rintisan PPK (jumlah peserta 21 sekolah).

Disebutkan Novianti, dari 217 jumlah sekolah yang mewakili masing-masing provinsi, utusan dari Kabupaten Bireuen tersebut telah melewati fase presentasi dan wawancara pada 7 November 2017, pukul 20.00 WIB hingga selesai.

“Selaku pendamping, saya merasa bangga, karena dapat berpartisipasi dan membantu tim Kabupaten Bireuen dalam mempersiapkan karya inovatif siswa, berupa buku dan film,” ungkap guru honorer ini dengan terharu.

Menurut penggiat seni tersebut, hal yang sama juga dikemukakan perwakilan dari SDN 3 Percontohan Peusangan, Lusi Tetrasari, M.Pd. Dia mengatakan, pihaknya telah mengikuti seluruh fase yang diwajibkan dalam lomba.

“Untuk hasilnya, kita serahkan kepada dewan juri. Sampai ke tahap ini saja sudah sangat luar biasa,” jelas Lusi, sebagaimana disampaikan Novianti.

Pemenang lomba ini akan diumumkan pada Kamis (9/11/2017) besok di Imperial Ballroom Hotel Rich Yogyakarta.

Kegiatan tersebut dibuka Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Hamid Muhammad, M.Sc. Ph.D.

Dalam sambutannya, Hamid Muhammad menyebutkan, lomba ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan Sekolah Dasar menjadi pelopor pendidikan. Ini juga menjadi sangat urgen, kata dia, karena prestasi siswa di bidang IPA, Matematika atau akademik lainnya, tidak ada artinya tanpa pendidikan karakter.

Menurut Hamid Muhammad, mengapa ekstrakurikuler sesuai dengan agama, budaya dan adat istiadat itu penting, karena anak didik dalam pembelajaran di luar kelas yang aktif dan kreatif, dapat menjadi insan yang survive di masa yang akan datang.

“Tanpa adanya karakter yang baik, pendidikan tidak akan mencapai target terbaik,” jelas Hamid Muhammad. (Suryadi)