KABAR BIREUEN – Tumpukan sampah yang berasal dari limbah pedagang musiman telah mengganggu akses menuju Pasar Induk Bireuen yang terletak di kawasan Cureh (Desa Geulanggang Gampong) Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen.
Pantauan Kabar Bireuen, Rabu (6/5/2020) di ujung selatan jalan menuju Pasar Induk Bireuen di atas badan jalan ‘menggunung’ sampah yang diyakini dari limbah pedagang musiman.
Selain dari sampah pedagang musiman, seperti, ampas tebu, kulit kelapa muda, juga terlihat sampah rumah tangga yang menimbulkan bau tak sedap.
Sampah-sampah itu bukan saja di dalam kontainer yang disediakan Dinas Kebersihan, namun berserakan menutupi lebih separuh badan jalan.
“Saya sering melintas kawasan ini, tapi beberapa hari ini terganggu dengan sampah yang sudah menggunung. Mau masuk dari arah utara juga terganggu dengan longsor akibat diterjang banjir,” sebut seorang pria yang menuju Pasar Induk Bireuen dengan mengendarai kendaraan roda empat.
Kabid Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Bireuen, Saed Faisal, SE yang ditemui Rabu (6/5/2020) di ruang kerjanya mengakui besarnya tumpukan sampah di tempat tersebut.
Pun begitu, sebut Saed Faisal, sampah di tempat itu setiap paginya diangkut petugas ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Blang Beururu, Kecamatan Peudada.
“Begitu mereka mengambil sampah di tempat itu, mereka mengirim bukti via whatsapp kepada kami. Ini bukti hari ini ketika mereka mengangkut sampah,” kata Saed Faisal yang memperlihatkan foto petugas saat mengangkut sampah yang ada pada layar handphonenya.
Ditanya mengapa sampah sampah itu sempat menggunung, aku Saed Faisal, di tempat tersebut bukan hanya sampah rumah tangga.
“Kontainer itu disediakan untuk menampung sampah rumah tangga, tapi dimanfaatkan oleh pedagang musiman dari beberapa kecamatan yang membuang ampas tebu, kulit kelapa. Dan juga sebagian warga membuang ranting ranting kayu ke tempat itu,” jelasnya.
Dijelaskan oleh Saed Faisal, Dinas sebelum meletakkan kontainer di lokasi tersebut telah ada kesepakatan dengan tiga kepala desa yaitu Keuchik Pulo Ara, Juli Cot Meurak dan Geulanggang Gampong.
Para keuchik, sebut Saed Faisal, sepakat mengawasi sampah yang boleh diletakkan dalam kontainer tersebut. (Rizanur)