KABAR BIREUENAbrasi air laut yang semakin parah di Desa Teupin Kupula, Kecamatan Jeunieb, Bireuen, menyebakan tambak warga rusak dibawa air laut.

Pada awalnya abrasi tersebut tidak separah saat ini, meluasnya abrasi itu diduga karena saat pembangunan batu penahan ombak tahun 2015 oleh rekanan hanya dilakukan 200 meter.

Hal itu diungkapkan salah seorang warga Teupin Kupula, Rusdi saat anggota Komisi D DPRK Bireuen meninjau langsung lokasi abrasi pantai di Desa Teupin Kupula tersebut, Jumat, (21/7/2017).

Dikatakannya, akibat pembangunnya batu penahan ombak yang  hanya 200 meter tersebut berefek pada luasnya lebar mulut kuala yang mengakibatkan air masuk lebih besar ke kuala sehingga membuat sejumlah tambak rusak di bawa air laut..

“ Bahkan jika musim air pasang antara bulan 11,12 dan 1 , maka semakin parah. Tambak yang berada di mulut kuala hampir seluruhnya rusak akibat air masuk besar tanpa dibendung,” ungkapnya.

Menurut warga di sana, seharusnya batu penahan ombak dibangun sepanjang 700 meter baru sempurna. Jika batu penahan ombak tidak dibangun segera maka kemukinan besar tambak masyarakat disini akan lebih banyak lagi dimakan abrasi air laut.

Hasanuddin Usman salah satu anggota Komisi D DPRK Bireuen yang meninjau lokasi abrasi tersebut menyebutkan, apa yang disampaikan masyarakat tersebut bisa ditindak lanjuti oleh dinas terkait.

“Setelah melihat langsung kondisi abrasi tersebut, kami  merekomendasikan agar dinas terkait dapat langsung bertindak segera mengatasi persoalan tersebut,” katanya.

Politisi PKS itu berharap dinas terkait agar dapat mengusul anggaran untuk proses pembuatan tanggul penahanan ombak. Agar tambak masyarakat Teupin Kupula  tidak semakin terkikis akibat  abrasi air laut yang semakin meluas.

“Semoga saja hal ini cepat ditanggapi,  agar ambrasi ini tidak semakin parah agar tidak menimbulkan kerugian tambak  semakin besar,” sebutnya.

Anggota DPRK yang  hadir dalam kunjungan tersebut antara lain, Ruslan M Amin (PAN), Tgk Razali Nurdin (PDA) serta staf dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama-sama melihat ke lokasi. (Ihkwati)