KABAR BIREUEN – Sebanyak lima anak pun yang selama ini berkeliaran di Bireuen dan meresahkan masyarakat, diamankan anggota Satpol PP dan WH setempat, Selasa (3/10/2023) pagi.

Mereka ditangkap di sekitar Jalan Sultan Iskandar Muda, kawasan Tutue Meuria, Bireuen. Saat hendak diamankan, salah seorang di antara mereka berusaha melawan petugas.

Akibatnya, hampir saja mereka diamuk massa. Untung saja, anak-anak punk tersebut cepat-cepat diamankan petugas dan langsung dievakuasi dengan mobil ke halaman Meuligoe Bireuen.

“Kalau tidak, entah bagaimana jadinya anak punk ini. Masyarakat sangat marah, begitu melihat mereka begitu beraninya melawan petugas,” ujar Kasatpol PP dan WH Bireuen, Chairullah Abed, SE, melaluu Kabid Trantib, Zulkarnaini, SE.

Menurut Zulkarnaini, bukan kali ini saja diamankan. Malah, sudah berulang kali ditangkap dan diminta meninggalkan Bireuen. Namun, mereka tetap kembali lagi ke sini dan berkeliaran di kawasan kota Bireuen.

Berdasarkan hasil pemeriksaan identitas dan pengakuan mereka masing-masing, anak-anak punk berasal dari luar Aceh. Ada dari Medan, Jambi dan Jakarta.

Mereka mengaku baru saja tiba di Bireuen, setelah sebelumnya berangkat ke Banda Aceh. Di sana juga mereka ditangkap dan diminta meninggalkan Aceh.

Setelah dibina dan dinasehati secara baik-baik, mereka menyatakan bersedia meninggalkan Aceh. Kendalanya, anak-anak punk itu mengaku tidak punya ongkos. Mereka minta waktu mengemis dulu di Bireuen, biar ada uang untuk ongkos pulang.

Permintaan itu tidak dikabulkan. Sebab, itu cuma alasan mereka agar diperbolehkan kembali berkeliaran di Bireuen.

Setelah berembuk dengan petugas dari Dinas Sosial Bireuen, diputuskan, anak-anak punk itu harus segera dievakuasi dari Aceh. Tidak boleh dibiarkan lagi mereka berada di Bireuen khusunya dan Aceh umumnya.

Kemudian, anak-anak punk tersebut diantar ke terminal bus, untuk dipulangkan ke Medan. Mereka tidak diperkenankan kembali lagi ke Aceh yang bersyariat Islam ini. (Suryadi)