KABAR BIREUEN — Pabrik pengolahan buah kelapa di Batee Geulungku, Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, terus meningkatkan produksinya. Sejumlah penampung dan agen buah kelapa siap memasok bahan baku sesuai kebutuhan pabrik milik PT Bumi Aceh Sejahtera (BAS) itu.
Komitmen tersebut disampaikan para penampung dan belasan agen buah kelapa dari berbagai daerah di Kabupaten Bireuen dan sekitarnya dalam pertemuan yang digelar di aula pabrik Rabu (13/9/2017). Pertemuan itu dipimpin Direktur PT BAS Erick Lim dan ikut dihadiri unsur Muspika setempat.
Nazari, penampung buah kelapa di Kecamatan Plimbang dan sekitarnya, mengatakan kebutahan bahan baku kelapa yang hanya 25 ton per hari bisa dengan mudah dipenuhi pihaknya. “Untuk kebutuhan buah kelapa sejumlah itu, perusahaan cukup menggaet tiga atau empat penampung. Dan, kami siap untuk memenuhinya,” sebut pria yang biasa disapa Bang Wen ini.
Menurut dia, selama ini pihaknya mengirim buah kelapa ke Medan dan Kisaran, Sumatera Utara, dalam jumlah yang jauh lebih banyak. “Bila diakumulasi, beberapa penampung di Kabupaten Bireuen selama ini mengirimkan kelapa ke Sumut melebihi 50 ton per hari. Jadi, kalau kebutuhan PT BAS hanya 25 ton per hari bukanlah persoalan yang berarti,” tambah Bang Wen.
Senada dikatakan Rusli Husein alias Bang Pon, penampung buah kelapa di Kecamatan Peusangan dan sekitarnya. Menurut dia, setiap hari gudang miliknya mengumpulkan lebih dari 20 ton buah kelapa untuk dipasok ke Sumatera Utara dan beberapa pasar lokal di Aceh.
“Kalau kebutuhan PT BAS hanya 25 ton kelapa per hari, sebenarnya bisa saya sanggupi sendiri. Tapi itu tidak etis, harus dibagi-bagi kuota pasokan dengan penampung lain. Saya siap memasok kelapa yang tidak tercukupi oleh mereka,” katanya.
Bang Pon mengaku lebih memilih memasok buah kelapa ke PT BAS dibandingkan memenuhi permintaan pabrik di Sumatera Utara. “Selain menghemat ongkos angkut, para pekerja di PT BAS juga saudara-saudara kita di sini. Kita tidak menginginkan mereka menganggur gara-gara kekurangan bahan baku,” tandasnya.
Sebelumnya, Direktur PT BAS Erick Lim menjelaskan, untuk saat ini pabrik yang dipimpinnya membutuhkan bahan baku buah kelapa sebanyak 25 ton per hari. “Kebutuhan bahan baku ini tentunya akan terus meningkat seiring pengembangan produksi. Saat ini kita hanya memproduksi tepung kelapa, belum kita kembangkan kepada olahan lainnya,” sebutnya.
Menurut dia, hasil olahan tersebut diekspor ke beberapa negara, seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Taiwan. “Ekspor yang kita lakukan tidak hanya tepung kelapa, tapi juga sabut kelapa. Sementara batoknya kita jadikan arang. Jadi, buah kelapa yang kita olah itu tidak ada yang jadi limbah, termasuk serbuk dari sabutnya bisa dijadikan penyubur tanaman,” papar Erick.
Untuk saat ini, pabrik pengolahan buah kelapa itu mempekerjakan lebih seratusan tenaga kerja dari kalangan warga sekitar pabrik. “Sebagian besarnya perempuan. Ada yang karyawan tetap dengan gaji bulanan dan ada juga pekerja harian,” tambah Tarmizi Age, Humas PT BAS.
Dikatakannya, ke depan pihaknya akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak lagi sejalan dengan pengembangan hasil olahan pabrik. “Saat ini sedang dalam tahap pengembangan hasil produksi. Nantinya buah kelapa itu juga diolah menjadi aneka produk lain, termasuk minyak goreng. Jadi, akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak lagi,” tandasnya. (Suryadi)