KABAR BIREUEN-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bireuen mendampingi Program Mobile Sosial Resque (MSR) di tiga program kegiatan pendampingan dan pemberdayaan ekonomi keluarga, Selasa (14/1/2020).
Ketua MRI Bireuen, Hidayatullah mengatakan, program pendampingan dan pemberdayaan pertama adalah Muhammad Rifqi (12 ) yang merupakan bocah penderita Bocor Jantung asal Gampong Ceubrek, Kecamatan Peusangan Selatan.
Saat ini masih menunggu jadwal tindak lanjut pengobatan di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Fadhil, Ayah Rifqi bekerja serabutan dan panjat kelapa untuk memenuhi kebutuhan Rifqi dan keluarga dengan upah yang tidak menentu dan jauh dari cukup.
Untuk itu, MRI Bireuen – ACT Aceh membantu pendampingan usaha keluarga Rifqi dengan memberikan modal usaha untuk Jualan Ikan Keliling kepada Ayah Rifqi, dengan harapan bisa membantu meningkatkan perekonomian keluarga sehingga mencukupi biaya pendidikan, kebutuhan rumah tangga dan pengobatan Rifqi tentunya.
Usaha jualan ikan keliling ini sudah berjalan selama satu minggu ini.
Selain Rifqi, Arkan yang juga pasien MSR MRI Bireuen asal Gampong Tanjongan Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen yang telah menjalani pengobatan, yaitu Operasi Bocor Jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta pada akhir tahun 2018 lalu.
“Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan saat ini kondisi Muhammad Arkan sudah membaik dan bisa melakukan aktivitas seusianya,” sebutnya.
Untuk menunjang kebutuhan ekonomi dan pendidikan Arkan dan saudara-saudaranya, MRI Bireuen terus melakukan pendampingan pemberdayaan ekonomi yaitu pengasinan telur yang telah berjalan selama 4 bulan dari donasi yang di galang di kitabisa.com untuk pengobatan dan semua kebutuhan Muhammad Arkan.
Usaha tersebut dengan modal Rp 5.000.000,- dan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih produktif, maka dilanjutkan usaha pelihara bebek petelur. Dengan tambahan modal Rp 5.000.000,- sudah dilakukan pengadaan bebek dewasa siap bertelur sebanyak 50 ekor untuk tahap awal beserta fasilitas kandang dan pakan yang mencukupi.
Selain kedua pasien bocor jantung tersebut, ada Depiyanti (5),balita penderita Syndrom Nefrotic asal Gampong Blang Dalam, Kecamatan Peusangan yang sudah melewati beberapa proses tindakan medis sampai ke Banda Aceh.
Alhamdulillah kondisi Depi semakin hari semakin membaik, hanya saja Depi belum berhenti mengonsumsi obat.
Disamping itu, dengan kondisi ayah Depiyanti yang cedera pada tangan kirinya harus bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya.
Pekerjaan yang dilakoni selama ini sebagai mugee pisang dapat membantu sedikit kebutuhan keluarga. Karena itu MRI-ACT hadir membekali sepeda motor dan modal usaha untuk kelancaran usaha mugee pisang ayah Depi.
“Besar harapan semoga keluarga Depi hidup mandiri dan membawa keberkahan bagi keluarganya,” harapnya.
Usaha ini akan terus didampingi oleh relawan MRI Bireuen dengan harapan terus berkembang sehingga keluarga tiga pasien tersebut bisa mandiri dan sejahtera agar mampu menunjang semua kebutuhan, baik ekonomi dan juga pendidikan anak-anaknya.(REL)