KABAR BIREUEN-Mencari nafkah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah seperti yang dibayangkan  semua orang, apalagi bagi seorang wanita yang telah termakan usia.

Terkadang harus rela bekerja keras dan melakukannya semuanya seorang diri agar tetap bertahan, meski usia sudah uzur.

Seperti yang dilakukan Jamilah (79), wanita tua yang tidak memiliki anak itu harus berjualan kacang rebus keliling demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Usia rentanya tak menghalangi janda miskin warga Desa Jangka Mesjid ,Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen tersebut untuk tetap mengais rezeki demi asap dapurnya tetap mengepul.

Meski, setiap hari harus beranjak dari rumahnya dengan menggunakan jasa RBT (Ojek) untuk menjajakan asongan kacang rebusnya.

Kepada Kabar Bireuen, Minggu (23/4/2017) siang di salah satu warkop jalan T.H. Bendahara Bireuen, Jamilah menuturkan, setiap hari ia harus berjalan menyusuri warung-warung dan tempat keramaian di Kota Bireuen dan Matangglumpangdua, Peusangan untuk menjajakan kacang rebus.

Dalam pikirannya tidak ada kata lelah  atas apa yang dilakukannya selama ini , yang penting hasil diperolehnya halal. Pekerjaan yang dilokaninya dengan berjualan kacang rebus  itu sudah terbilang lama.

“Saya jualan sejak suami saya, Abdul Thaib  meninggal dunia akibat jatuh dari pohon kelapa” katanya.

Sebelumnya, dia sempat menekuni pekerjaan membuat anyaman daun kelapa. Namun setelah suaminya meninggal, dia mencoba peruntungan menjual kacang rebus.

“Daripada saya mengharapkan belas kasihan orang dengan meminta-minta (mengemis), lebih baik saya menjual kacang rebus. Meski hasil yang  diperoleh tidak sebanding dengan apa yang dikerjakan, yang penting hasilnya halal,” tutur Jamilah penuh semangat.

Dijelaskan, setiap harinya ia menenteng keranjang berisikan 80 bungkus kacang rebus  yang dibungkus daun pisang untuk dijual, dengan harga Rp2 ribu per bungkus.

Jika semua laku terjual, ia memperoleh keuntungan bekisar Rp 24 ribu perhari, tapi tak jarang pula tak semua dagangannya habis terjual, kadang ada yang tersisa juga.

Dikatakannya, proses berjualan kacang rebusnya mulai dari merebus dan menjualnya, semua ia lakukan sendiri.

Pada proses awalnya, ia membeli kacang mentah sebanyak 25 kg, dengan harga perkilo Rp 12 ribu, belum tentu kacang tersebut bisa dipergunakan semua.

Karena ada juga kacang yang tidak bisa dipergunakan karena busuk, kacang itu dibagi untuk tiga hari. “Setiap hari kacang direbus 1 kali,” jelasnya.

Setiap hari ia merebus kacang sebanyak 8 kg, menjadikan 80 bungkus kacang rebus, untuk siap dijual, apabila kacang tersebut terjual semua, hasil yang diperoleh sebesar Rp 160 ribu.

Dirincikan, biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 300 ribu membeli kacang mentah sebanyak 25 kg, daun  pisang untuk pembungkus kacang Rp 7 ribu, garam untuk merebus kacang Rp 10 ribu dan transport perhari Rp 30 ribu.

“Kalau kita hitung-hitung jumlah keuntungan Rp 72 ribu per tiga hari, bila kacang itu laku semua,” pungkas Jamilah (Herman Suesilo)