KABAR BIREUEN– Murid SDIT Azkiya didampingi para gurunya mengunjungi kediaman anggota Veteran AURI Lapangan terbang Iskandar Muda Juli Teupin Mane, A. Bakar Amin (93), warga Desa Bale Panah, Kecamatan Juli,Bireuen, Sabtu (19/8/2017) lalu.
“Kami yang masih duduk dibangku SD sebagai generasi penerus bangsa, jasa Veteran Pejuang akan tetap kami kenang dan mewarisi semangat perjuangannya untuk mengisi kemerdekaan yang abadi sepanjang masa,” sebut Hafizul Fakhri.
Para teman-teman di sekolah lain, katanya, baik tingkat TK,SD,SMP dan SMA sederajat sangat penting menziarahi makam pahlawan pejuang di Bireuen.
“Karena kemerdekaan yang kita naikmati sekarang ini adalah berkat Rahmat Allah SWT dan jasa para veteran pejuang. Ingat semboyan, “Bangsa yang besar adalah yang tahu menghargai jasa pahlawannya” tegas Hafizul.
Sebelumnya pelajar sekolah tersebut berziarah ke makam Kolonel Hussein Joesoef dan Letda Ummi Salmah, Hafizul Fakhri, hifzil Al Quran, murid kelas V SDIT Azkia Bireuen itu sempat mengumandangkan ayat-ayat suci Al Quran hafalan di makam tersebut.
Sementara Izza, pelajar puteri kelas IV SDTI Azkiya Bireuen usai berziarah, setelah membaca tulisan di pusara kedua pejuang, baik pelajar putera maupun puteri tersentak tunjuk tangan mengatakan, para veteran pejuang RI dahulu sangat pemberani sehingga Belanda tidak sanggup menaklukkan Aceh.
Pelajar sebagai generasi penmerus bangsa harus mewarisi keberanian veteran pejuang untuk membela negara. Pelajar putera maupun puteri tunjuk tangan jika selesai pendidikan nanti sangat berkeinginan menjadi tentara.
Demikian juga pelajar puteri, ramai-ramai tunjuk tangan akan menjadi tentata wanita sebagai mewarisi veteran pejuang Letda Ummi Salmah satu-satunya wanita Aceh yang pertama menjadi tentara wanita Gubenur Militer Aceh 72 tahun silam,
Mereka berterima kasih kepada Veteran Pejuang Kemerdekaan RI, yang masih hidup maupun yang telah tiada.
“Terima kasih atas jasa mereka yang cukup besar mempertaruhkan nyawa melawan penjajahan Belanda dan Jepang untuk kemerdekaan bangsa, negara dan anak cucunya akan tetap kami kenang,” sebut Izza.
Kakek-kakekku, katanya, veteran pejuang di masa revolusi merebut kemerdekaan penjajahan Belanda semunya cukup pemberani mempertaruhkan nyawa melawan penjajah hingga titik darah terakhir. Dengan niat yang iklas hingga Republik Indonesia “Merdeka” telah dinikmati anak cucunya sekarang ini. (Abu Iskandar).