KABAR BIREUEN – Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah gampong (desa) melalui pelatihan dan Bimbingan Teknis atau Bimtek adalah kegiatan yang tidak bertentangan dengan hukum.
“Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah gampong mesti dan harus dilakukan sesuai kebutuhan. Dan tidak bertentangan dengan aturan, baik nasional maupun regulasi di daerah.”
Hal tersebut ditegaskan oleh Koordinator Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kabupaten Bireuen, Abdurrahman Yusuf kepada wartawan yang dihubungi melalui telepon selularnya, Minggu (21/8/2022).
Katanya, setiap tahun pemerintah membuat program baru yang bertujuan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
“Sehingga aparatur pemerintah gampong harus banyak belajar agar mampu melaksanakan program yang sudah dibuat Pemerintah. Kalau keuchik (kades) dan aparatur tidak dibekali pengetahuan bagaimana mungkin program itu diwujudkan,” sebut Abdurrahman.
Tahun 2022, lanjutnya, ada program ketahanan pangan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan anggarannya terbatas. Sehingga diperlukan tata kelola yang tepat.
Bimtek tentang ketahanan pangan bagi keuchik dan kaur keuangan yang sedang berlangsung di Jakarta, lanjut Keuchik Abdurrahman, sesuai kebutuhan program tahun 2022.
“Kami Keuchik dan Kaur Keuangan perlu pengetahuan untuk menyusun kegiatan sampai pelaporan. Makanya saya sampaikan bimtek dilaksanakan sesuai kebutuhan bagi pengelola kegiatan dan anggaran di desa,” tegasnya.
Kenapa bimtek harus dilaksanakan di Jakarta?
“Karena narasumbernya dari Dirjen Kementerian Keuangan dan Dirjen pada Kementerian Keuangan yang tidak mungkin diundang ke daerah dikarenakan jadwal pejabat Kementerian itu padat. Kalau dilaksanakan di Jakarta mudah dijangkau oleh narasumber karena tidak membutuhkan waktu lama,” terangnya.
Terkait pelatihan life skill yang dilaksanakan di beberapa lokasi di Sumatera Utara, kata Abdurrahman, juga program Tahun Anggaran 2022 dan harus dilaksanakan.
“Program life skill penting. Dan ini program yang sudah dirancang tahun 2020, namun karena kondisi sedang wabah corona maka tidak terealisasi. Sekarang baru terlaksana dengan situasi mulai membaik atau new normal,” katanya.
Menurutnya, pelatihan life skill adalah program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat desa.
“Terkadang orang tahu life skill, namun tidak tahu maknanya,” katanya.
Life skill, jelasnya, mendidik masyarakat menjadi tenaga terampil atau profesional untuk diterima bekerja dan menciptakan lapangan kerja.
“Contohnya, ada warga yang dikirim mengikuti pelatihan bidang otomotif. Setelah itu mereka nanti bisa diterima bekerja di bengkel ataupun membuka bengkel sendiri karena sudah punya keahlian,” sebutnya.
Tujuan akhir pelatihan ketrampilan kecakapan hidup adalah mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat.
“Salah satu program utama Bapak Penjabat Bupati Bireuen adalah menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Bireuen. Dan Kami para keuchik sangat siap bersama Bapak Bupati,” pungkasnya. (Rizanur)