KABAR BIREUEN, Bener Meriah – Sejumlah dosen Universitas Almuslim (Umuslim), Peusangan. Bireuen melakukan pengabdian masyarakat tentang penguatan peran perempuan dalam lembaga pengelolaan hutan.
Pengabdian tersebut dilaksanakan selama dua hari (25-26/8/2024) di Kampung (desa) Waq Pondok Sayur, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah.
Kegiatan pengabdian dengan sumber dana dari kemendikbudristek diketuai Dr. Syifa Saputra, S.Pd., M.Pd bertujuan untuk mendukung Ekoeduwisata dan Green Ekonomi Keberlanjutan
Sasarannya kegiatan kelompok UMKM usaha ternak madu, diikuti sebanyak 50 peserta dan menghadirkan dua narasumber.
Kedua narasumber tersebut yaitu Sofrian Aqsha,S.H Kabid Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Kantor Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah.
Dan Jumira,SST,MKM, Kasi Kefarmasian Alkes dan PKRT, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah.
Dalam kesempatan itu, Sofrian Aqsha,S.H menyampaikan, banyak UMKM di Kabupaten Bener Meriah sudah ada yang berkembang, namun pengelolanya masih belum memahami penting adanya nomor izin berusaha (NIB).
Sementara menurut Jumira,SST., MKM, madu murni tanpa tambahan olahan yang lain, izin edarnya dapat dengan Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) saja, jelasnya
Panitia kegiatan, Ismahadi, S.P., M.Ling, menjelaskan upaya konservasi di Bener Meriah bertujuan untuk memastikan bahwa hutan tetap berfungsi dengan baik.
Hadirnya narasumber dari kalangan pemangku kepentingan Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah, diharapkan pemerintah dapat memfasilitasi pengurusan izin usaha dan izin edar kepada usaha UMKM yang sedang dijalankan masyarakat khususnya ternak madu hutan
Ismahadi berharap dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat kampung Waq Pondok Sayur tentang konservasi ekosistem dan ternak lebah madu,
“Sehingga dapat menambah penghasilan petani selain kopi yang berada di kawasan hutan lindung,” ujarnya.
Selain itu dengan adanya pelatihan ini dapat memberikan manfaat ekologis, sosial, serta ekonomi bagi generasi mendatang.
Selain itu untuk pelestarian warisan budaya memiliki hubungan budaya dan spiritual yang mendalam dengan hutan, dan konservasi membantu melestarikan aspek-aspek tersebut, yang berguna untuk pariwisata di Kampung Waq Pondok Sayur ini.
‘Kegiatan penguatan dititik beratkan pada peran perempuan dalam mengembangkan potensi desa,” jelasnya.
Salah-satu peserta pelatihan mengharapkan agar kegiatan pengabdian di Kampung Waq Pondok Sayur ini dapat dilakukan secara berkelanjutan,
“Hal ini agar masyarakat dapat menjaga hutan lindung secara berkesinambungan,” harapnya. (Hermanto).