Fitria Ningsi bersama kedua anaknya, Nazira Syakila dan Rozatul Husna.

KABAR BIREUEN – Sungguh mengibakan nasib yang dialami Fitria Ningsi (23), wanita asal Kelurahan Bada, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Betapa tidak, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Setelah ditalak suaminya (seorang warga Aceh Tamiang), dia bersama kedua anak perempuannya yang masih kecil, telantar Bireuen.

Beruntung, Fitria bersama kedua bocah itu ditampung keluarga Dra Nurjanah Agani di rumahnya, Gampong (Desa) Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen. Sudah hampir dua pekan lamanya, mereka tinggal di sana.

Sekarang Fitria sedang menunggu pihak Dinas Sosial Bireuen berkoordinasi dengan Dinas Sosial Aceh, untuk memulangkan mereka ke kampung halaman di NTB.

Lantas, kenapa Fitria sampai telantar bersama kedua buah hatinya itu di Bireuen? Awal kisahnya begini. Pada 2014 lalu, dia merantau dan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia.

Singkat cerita, di sana Fitria kenal dengan seorang pria yang kemudian menjadi suaminya, Arif Maulana, warga Aceh Tamiang.

“Kami menikah di NTB dan dikaruniai dua anak, Nazira Syakila (5) dan Rozatul Husna (2,5),” kisah Fitria kepada media ini di tempat penampungannya tersebut, Selasa (25/5/2021).

Menurut Fitria, pada pertengahan Oktober 2019, sesuai surat keterangan pindah antar provinsi yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dompu, NTB, mereka pindah ke Aceh. Keluarga ini tinggal di Aceh Tamiang, tempat asal Arif Maulana.

Sekira dua bulan tinggal di Aceh Tamiang, kemudian Fitria Ningsi bersama suami dan anaknya, Nazira Syakila, pergi bekerja di kebun kopi di kawasan Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. Mereka menetap di gubuk dalam kebun kopi tersebut. Sedangkan adiknya Nazira Syakila, Rozatul Husna, tinggal bersama mertuanya di Aceh Tamiang.

“Karena terjadi kisruh keluarga, sehingga Rozatul Husna kami jemput. Namun, setelah kembali ke kebun, suami malah menalak saya,” ungkapnya.

Penyebab Arif Maulana menjatuhkan talak pada Fitria Ningsi, tidak diketahui persoalannya secara jelas. Sebab, sesuai pengakuan Fitria, Arif Maulana menalaknya begitu saja, setelah dirinya pulang menjemput Rozatul Husna di Aceh Tamiang.

Tak ada pilihan lain. Fitria Ningsi langsung memutuskan berangkat pulang ke kampung halamannya di NTB. Meski saat itu dia tidak punya yang mencukupi. Sebab, di sini dia tidak memiliki anggota keluarga.

Fitria bersama dua anaknya menumpang minibus L300 ke Bireuen. Sesampainya di Bireuen, karena tidak punya uang dan tak tahu mau ke mana, Fitria menangis di terminal.

Di sana dia bertemu seorang tukang becak. Lalu, mereka dibawa mencari rumah kos, sebagai tempat tinggal sementara. Didapati rumah kos milik Nurjanah di Gampong Geulanggang Teungoh.

“Setelah menceritakan kisah saya sama bunda (Nurjanah), beliau bersama keluarga menampung kami tinggal di sini secara gratis. Mereka juga membantu kebutuhan kami sehari-hari,” ungkap Fitria dengan berlinang air mata.

Karena Fitria Ningsi ingin pulang ke kampung halaman di NTB, dua adiknya Nurjanah Agani (Nur Asmah Agani dan Zulhelmi Agani), melaporkan hal tersebut ke Dinas Sosial Bireuen, Selasa (25/5/2021). Mereka mengharapkan, Dinas Sosial Bireuen dapat memfasilitasi pemulangan Fitria Ningsi bersama kedua anaknya itu ke NTB.

Menanggapi permintaan tersebut, Kabid Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Bireuen, Faisal Kamal, S.Sos, mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dulu dengan Dinas Sosial Aceh. Sekarang, kepada mereka diberikan bantuan masa panik.

“Untuk sementara, biar Fitria bersama anak-anaknya tinggal di sini dulu bersama keluarga besar ibu Nurjanah Agani, sambil menunggu proses pemulangannya nanti ke NTB,” jelas Faisal Kamal. (Suryadi)