Pintu masuk Bireuen Coffee and Culinary Festival 2024 di Lapangan Cot Gapu, Bireuen. (Foto: Suryadi/Kabar Bireuen)

KABAR BIREUEN, Bireuen – Mengingat masyarakat masih berduka, acara Festival Kopi dan Kuliner Bireuen (Bireuen Coffee and Culinary Festival 2024) yang dilaksanakan di Lapangan Cot Gapu (12-14 September 2024), disesuaikan dengan suasana berkabung atas meninggalnya ulama kharismatik Aceh, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau Tu Sop.

Seremoni pembukaan acara yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh tersebut, Jumat (13/9/2024) malam, digelar secara sederhana dan penuh kesejukan. Hanya diisi dengan selawat dan zikir dari grup rapa’i Dayah Darul Mujahidin Lhokseumawe Pimpinan Tgk. Muslim At-Thahiri.

Konsep sebelumnya direncanakan pada acara pembukaan akan menampilkan pertunjukan seni budaya Aceh, diganti menjadi selawat, zikir dan doa bersama yang pahalanya diniatkan untuk almahum Tu Sop.

Anggota Komisi VI DPRA, Dr. H. Amiruddin, SE., M.Si, saat membuka acara itu, menjelaskan, Bireuen Coffee and Culinary Festival 2024 ini telah direncanakan jauh-jauh hari digelar di Bireuen, bersamaan dengan pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut. Pertimbangannya, karena di Kabupaten Bireuen tidak dipertandingkan satu Cabang Olahraga (Cabor) pun untuk PON tersebut.

“Kita boleh merencanakan, tapi Allah yang menentukan. Dalam waktu hampir bersamaan, orang tua, guru dan tokoh ulama yang sangat kita cintai, berpulang ke Rahmatullah. Makanya, saya memanggil EO (Event Organizer) untuk disesuaikan acara dengan suasana berkabung atas meninggalnya tokoh ulama kita, Tu Sop,” ujar Amiruddin Idris.

Amiruddin Idris sedang memperagakan cara menyaring kopi tradisional Aceh di salah satu stand Bireuen Coffee and Culinary Festival 2024 di Lapangan Cot Gapu, Jumat (13/9/2024) malam. Foto: Suryadi/Kabar Bireuen)

Menurutnya, festival tersebut untuk membangkitkan ekonomi masyarakat melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang usaha kopi dan kuliner Bireuen yang sejak dulu sudah sangat tekenal di Aceh.

Tema Bireuen Coffee and Culinary Festival 2024 ini, sebut Amiruddin, sengaja diambil agak spesifik, untuk memperkenalkan kopi dan kuliner tradisional di Kabupaten Bireuen. Sebab, Bireuen letaknya sangat strategis dan menjadi daerah persinggahan yang dikenal dengan segitiga emas. Berbatasan dengan Aceh Utara, Pidie Jaya dan Bener Meriah.

“Di masa lalu, pendongkrak ekonomi masyarakat kabupaten Bireuen adalah kopi. Di Bireuen memang tidak ada kebun kopi, tapi pemrosesan atau pengolahannya di sini. Dulu banyak gudang pengolah kopi di Bireuen. Entah kenapa sekarang tidak produktif lagi. Makanya, semangat itu perlu kita bangkitkan kembali, salh satunya dengan dengan festival kopi dan kuliner Bireuen ini,” terang Anggota DPRA Fraksi PPP asal Dapil Bireuen tersebut.

Pantauan di lokasi acara, Bireuen Coffee and Culinary Festival 2024 ini menampilkan pameran warung kopi dan coffee shop, bazar kuliner, parade UMKM, pasar rempah, galeri kopi Aceh, dan lainnya

Peserta Bireuen Coffee and Culinary Festival 2024 ini adalah pelaku pariwisata yang berada di Kabupaten Bireuen. Pesertanya sebanyak 55 UMKM kopi dan kuliner Aceh, 10 tenda sarnafil untuk warung kopi, empat coffee truck, 40 booth UMKM mengisi bazar kuliner serta galeri kopi Aceh. (Suryadi)