KABAR BIREUEN – Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) yang terletak di Jalan Bireuen- Takengon, Simpang IV Kota Bireuen, diresmikan, Selasa (5/4/2022).

Peresmian UMMAH tersebut ditandai dengan penabuhan rapa’i oleh Kepala LLDikti XIII Aceh Prof. Faisal Rani, SH, MHum, Bupati Bireuen Dr. H. Muzakkar A Gani, SH, MSi, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh Dr. H. Muharrir Asy’ari, Lc, MAg, Anggota DPR Aceh dr. Purnama Setiabudi, SpOG, Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bireuen dr. Athaillah A Latief, SpOG dan Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA) Bireuen H. Mukhlis, AMd, SH.

Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Aceh Dr. H. Muharrir Asy’ari, Lc, MAg dalam sambutannya pada acara itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada LLDikti Aceh yang telah memberi bantuan berupa nasehat dan pemikirannya, sehingga berhasil menyatukan empat perguruan tinggi dan melahirkan Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh.

Muharrir Asy’ari juga menyampaikan sejarah panjang berdirinya UMMAH yang merupakan penggabungan dari beberapa Sekolah Tinggi milik Muhammadiyah di Aceh. Kemudian, berkolaborasi menjadi UMMAH sebagai bagian dari dakwah dalam membangun anak bangsa.

Sebut Muharrir, UMMAH sendiri terdiri dari empat Fakultas yaitu, Fakultas Ilmu Kesehatan yang terdiri dari D-3 Keperawatan, S-1 Keperawatan. Selanjutnya Profesi Ners, S-1 Kesehatan Masyarakat.

Selain itu Fakultas Ilmu Pendidikan terdiri dari Pendidikan Khusus, Pendidikan PPKN, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Jasmani, dan Pendidikan Bahasa Inggris.

Berikutnya, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora dengan Program Studi S-1 Psikologi, S-1 Ilmu Hukum, S-1 Ilmu Manajemen dan S-1 Ilmu Komunikasi. Hingga Fakultas Ilmu Komputer dan Informasi Teknologi Informasi.

Kata Muharrir, empat akademi dan sekolah tinggi yang digabung tersebut, Akper Muhammadiyah Bireuen, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Aceh Tengah, Sekolah Tinggi Kesehatan Harapan Bangsa Banda Aceh dan Sekolah Tinggi Ilmu Psikologi Harapan Bangsa Banda Aceh.

Selain peran LLDikti Aceh, terwujudnya UMMAH juga atas dukungan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang sudah dua tahun dinanti nantikan oleh masyarakat Aceh.

“Alhamdulillah, atas kerja keras dan kekompakan serta nasehat dari Bapak Haedar Nashir akhirnya tembus juga ke Dikti Pusat, sehingga keluarnya izin penggabungan empat perguruan tinggi tersebut,” kata Muharrir Asy’ari.

Seterusnya dikatakan Muharrir, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang didirikan manfaatnya bukan untuk warga Muhammadiyah saja, tetapi untuk kemanusiaan, bangsa dan negara.

Pendidikan yang dibangun Muhammadiyah, sebut Muharrir, terbuka untuk semuanya, bukan untuk warga Muhammadiyah saja.

“Pada hari ini, secara resmi didirikan Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh atau UMMAH, Kami berdoa semoga perguruan tinggi ini menjadi tempat tumpuan harapan masyarakat, berfungsi sebagai centre of excellence with life, uswah hasanah dan pusat keunggulan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai driving force, kekuatan penggerak dakwah untuk mewujudkan Islam yang sebenar benarnya,” kata Muharrir.

PW Muhammadiyah Provinsi Aceh Dr. H. Muharrir Asy’ari, Lc, MAg berharap dari UMMAH akan lahir kader kader bangsa dan umat yang beriman, bertakwa berakhlak profesional dan memiliki jiwa interpreneur ship.

“UMMAH milik kita semuanya umat Islam. Apa yang dimiliki oleh Muhammadiyah bukan dimiliki oleh pimpinannya. Pimpinan Muhammadiyah meninggal, tetapi AUM milik kita umat Islam. Muhammadiyah diberi amanah untuk mengatur dan mengurusnya,”ujar Muharrir.

Diakhir sambutannya Muharrir mengharapkan adanya kerjasama dan partisipasi sehingga terwujud apa yang dicita-citakan.

“Insyaallah Kabupaten Bireuen ini layak untuk mendapatkan predikat Kota Juang, Kota Santri, Kota Muhammadiyah dan Kota Pelajar,”ujarnya yang disambut ucapan amin dari peserta yang menghadiri acara peresmian UMMAH Bireuen.

Sedangkan Bupati Bireuen Dr. H. Muzakkar A Gani, SH, MSi pada kesempatan tersebut mengucapkan selamat atas keberhasilan yang luar biasa pendirian UMMAH di Kabupaten Bireuen.

”Ini sangat menguntungkan bagi Kabupaten Bireuen tanpa menafikan keberadaan bapak bapak dari Aceh Tengah dan daerah lain,” sebut Muzakkar.

Sebut dia, penggabungan empat akademi dan sekolah tinggi menjadi UMMAH tentu memiliki latar belakang yang luar biasa karena Bireuen sebagai Kota Juang, Kota Santri.

“Kenapa Kota Santri, karena di Kabupaten Bireuen ada 136 Dayah dan 53.000 santri, tidak terkecuali dari Pondok Pesantren di bawah Muhammadiyah,” ujar Muzakkar.

Seterusnya Muzakkar mengatakan Bireuen punya sejarah pendidikan, dimana Tahun 1928 sudah ada Jamiatun Almuslim di Matang Geulumpang Dua, jauh sebelum Unsyiah lahir. Sejarah lainnya, Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) juga dideklarasikan di Kabupaten Bireuen tepatnya di Matang Geulumpang Dua.

“Normal Islam Institut atau NII yang didirikan Tahun 1939 juga lahir di Bireuen dengan Direktur Tgk. M. Nur. Kalau tidak salah di sinilah di tempat Gedung Rektorat UMMAH sekarang. Dan hari ini sejarah pendidikan bangkit kembali dengan difungsikan gedung ini yang telah beberapa lama vakum. Saya pikir kehadiran sebuah lembaga yang diberi nama Mahakarya, bukanlah suatu yang berlebihan ketika lembaga itu ada di Bireuen,” sebut Muzakkar A Gani.

Sementara Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual mengatakan, Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (Ummah) di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh sebagai Universitas ke-167 di Indonesia dan luar negeri.

Peresmian Ummah diawali dengan pembacaan SK Mendikbudristek oleh Sub Koordinator Kelembagaan LLDikti XIII Muhammad Nur SPd MPd. Seterusnya, dilanjutkan dengan penyerahan SK Mendikbudristek kepada Ketua PW Muhammadiyah Aceh Dr. Muharrir Asya’ari, Lc, MAg.

Acara peresmian Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) Bireuen ini diakhiri dengan buka puasa bersama. (Rizanur)