KABAR BIREUEN – Hujan deras yang terus mengguyur dari kemarin hingga malam ini, Jumat (1/12/2017), mengakibatkan debit air Krueng Leubu naik. Sehingga, bantaran sungai tersebut kritis digerus air di kawasan Desa Cot Tufah, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.

Untuk mengantisipasinya, setelah Shalat Jumat, warga Cot Tufah bersama keuchik setempat, M. Nasir dan juga dipantau anggota Polsek Gandapura, bergotong royong menghanyutkan kayu-kayu yang dibawa arus sungai dan tersangkut di pintu air.

Rasyidi, salah seorang warga di sana mengatakan, karena kayu bawaan arus deras sungai tersangkut di pintu air, sehingga menghantam bantaran sungai tersebut.

“Kalau kayu-kayu itu tidak dihanyutkan, bantaran sungai ini pasti jebol,” kata Rasyidi.

Mereka khawatir, jika bantaran itu patah di sebelah barat, akan membuat sawah dan rumah warga tergenang banjir.

Begitu juga sebaliknya, jika patah di bagian timur, maka tanaman padi dan sebagian rumah warga Desa Cot Pu’uk, kecamatan yang sama, juga ikut terendam banjir.

Amatan Kabar Bireuen di lokasi, sampai pukul 17.30 WIB tadi. Keuchik M. Nasir bersama warganya masih membersihkan kayu-kayu tersebut, dengan menggunakan peralatan seadanya. Mereka tetap semangat bergotong royong. Hal ini sempat mengundang perhatian pengguna Jalan Banda Aceh – Medan.

Sementara itu di Kecamatan Makmur, puluhan hektar sawah warga ikut tergenang. Kondisi ini, dikhawatirkan tanaman padi masyarakat yang baru ditanam, akan habis dimakan hama keong mas.

“Bukan keong mas saja yang kami risaukan. Kalau hujan turun terus-menerus, padi kami juga bakal mati,” ungkap Abi Mazaya, salah seorang warga Ulee Gle, Kecamatan Makmur.

Kejadian yang sama juga dialami petani di Desa Cot Kruet, Trienggadeng, Kuta Barat, Leubu Mesjid, Leubu Cot, Leubu Mee dan Paya Dua. (Faisal Ali)