KABAR BIREUEN, Jakarta – Menjelang Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak Tahun 2024 ini, khususnya di Provinsi Aceh, telah muncul beberapa Bakal calon (Bacalon) kepala daerah (Bupati/Walikota dan Gubernur).
Hal itu terlihat dari sejumlah baliho beberapa Bacalon Gubernur Aceh yang diusung partai nasional maupun partai lokal yang terpampang hampir diseluruh kabupaten/kota di Aceh.
Namun teka-teki siapa saja Bacalon Gubernur Aceh pada Pilkada tahun ini kini semakin mengerucut.
Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), H Ruslan M Daud S.E., M.A.P atau yang akrab disapa HRD, menyatakan, komit maju sebagai Bacalon Gubernur Aceh.
Namun, informasi terbaru menyebutkan, H Muzakir Manaf (Mualem) yang juga Bacalon Gubernur Aceh, kini kembali sehaluan dengan HRD.
Sehingga, bisa dipastikan salah satu dari mereka tidak jadi (urung) mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh periode 2024-2029. Atau bisa jadi keduanya menjadi pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Aceh periode lima tahun ke depan.
Wartawan juga mendapat kiriman foto Mualem dan HRD yang menyiratkan bahwa mereka kini memang bersatu.
Mualem sebagai Ketua Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh dan HRD, politikus terbaik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Aceh ini, foto bersama dengan Ketum DPP PKB, Gus Abdul Muhaimin Iskandar dan Ketua Partai Gerindra Aceh, Fadhlullah (Dek Fad), di Kantor DPP PKB di Jakarta, Jumat (9/8/2024) malam.
HRD yang dihubungi Wartawan, Senin (11/8/2024), membenarkan bahwa foto tersebut memang foto dirinya dan Mualem bersama Gus Muhaimin dan Dek Fad beserta tim di Jakarta. “Alhamdulillah kita bisa bersilaturrahmi di Jakarta,” ujar HRD.
Tokoh penggerak pembangunan Aceh ini mengatakan, dirinya dan Mualem memang memiliki hubungan emosional dan ideologis yang sangat baik dari dulu hingga sekarang.
Keduanya juga sama-sama mantan kombatan GAM dan sama-sama ingin membangun Aceh ke arah yang lebih baik, berkeadilan, dan berkelanjutan serta saling melengkapi.
Mereka tidak ingin ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan Aceh. Jika kita saling sikut-menyikut, dikhawatirkan ada pihak ketiga yang ingin memanfaatkan situasi Aceh menjelang Pilkada ini. Padahal pesta demokrasi hanya sesaat.
“Jangan ada yang memprovokasi atau mengadu domda masyarakat Aceh, kalau bisa kita saling merangkul untuk apa saling memukul, jika bisa saling mengajak untuk apa kita saling menginjak, kalau bisa kita saling menerima kenapa harus saling menolak, mari sama-sama kita merangkul dan bersatu demi untuk Aceh yang lebih baik ke depan,” tegas HRD, tanpa merinci kompensasi politis apa yang akan ia peroleh dari pihak Mualem jika sudi mengurungkan niatnya untuk maju pada Pilkada Aceh tahun ini. (Suryadi)