KABAR BIREUEN- Gubuk kayu beratapkan rumbia itu hanya berukuran 2×2 meter. Tak ada listrik, air bersih maupun kamar mandi di gubuk tersebut. Dapurnya juga sangat sederhana, hanya terbuat dari anyaman daun kelapa seadanya.

Gubuk tersebut terletak di tengah-tengah kebun di perkampungan  Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen.

Di sanalah, Amiruddin (50) tinggal seorang diri selama bertahun-tahun.  Pria yang tak punya pekerjaan tersebut hanya mengandalkan bantuan dari adiknya M.Nazar untuk kebutuhan sehari-hari.

Dia juga memasak sendiri untuk makan sehari-hari.

Rabu sore (8/1/2020) saat tim Kami Peduli Bireuen dipimpin Koordinatornya Deni Putra SE MM menyambangi tempat tersebut, dia sedang memasak mie instan di dapur reotnya dengan  kayu bakar.

Kedatangan KPB didampingi mantan keuchik desa setempat, Saifuddin,  untuk mengantarkan sembako dan melihat langsung tempat tinggal dan keadaan  Amiruddin.

Dia mengisahkan, selama ini untuk kebutuhan air bersih, dia mengandalkan air hujan yang ditampung di sejumlah tempat penampungan dan kaleng-kaleng bekas.

“Tidak ada sumur dan wc di sini, terpaksa mengandalkan air hujan, Kalau mau mandi, paling-paling pulang ke rumah adiknya di perkampungan penduduk,” ungkapnya.

Karena itu, harapannya, dia ingin dibantu air bersih.

Selain itu, dia juga mengaharpkan kalau memang ada dermawan, bisa membantunya memebrikan modal usaha untuk bertanam sayur.

Amiruddin sedang memasak mie instan di dapur reotnya

“Kalau masalah rumah, jika ada yang mau membangunnya, tidak perlu yang besar, cukup rumah kayu ukuran biasa saja, karena saya tinggal sendiri. Sebesar ini juga gak apa-apa,” sambil menunjuk gubuknya tersebut.

Kebetulan saja, di kampung tersebut sudah ada air PDAM, sehingga hanya tingga mengalirkan air mellaui pipa ke gubuknya yang lebih kurang 60 meter  dari lokasi keran PDAM berada.

Tak berapa lama kemudian, adiknya M Nazar datang bersama dua anak laki-lakinya ke tempat Amiruddin.

Dia menyebutkan, selama ini dia membantu abangnya tersebut untuk memenehui kebutuhan sehari-hari.

“Abang saya memang maunya tinggal di sini, selalu kami tanya apa kebutuhannya dan apa yang dia mau, tapi selalu saja dijawab tak mau apa-apa. Dia tetap maunya tinggal di sini,” ungkapnya.

Koordinator KPB, Deni Putra menyebutkan, pihaknya sengaja datang untuk melihat langsung kondisi Amiruddin setelah dia mendapatkan informasi terkait warga Peudada tersebut.

“Kondisinya memang sangat memprihantinkan, tinggal di tempat tak layak. Kita datang untuk memberikan sembako, dan mencari tau langsung apa yang diharapkan Pak Amiruddin, kita akan berupaya membantunya sebisa mungkin,” kata Deni. (Ihkwati)