KABAR BIREUEN – Sejumlah petani penggarap sawah di Desa Geulanggang Gampong, Kecamatan Kota Juang, saat ini sedang panen padi. Kebanyakan mereka menggunakan jasa tenaga upahan pemotong padi dengan memakai sabit, ongkosnya Rp150 permeter.
Menurut Maula, seorang pemotong padi tradisional asal Desa Uteun Bunta, Kecamatan Peusangan, ongkos potong padi masih sama seperti saat panen beberapa waktu lalu. Hal ini, menurutnya, karena cuma sedikit areal sawah yang ditanami padi, lantaran saluran irigasi sedang dalam perbaikan.
“Tidak mungkin kita minta ongkosnya banyak banyak, karena yang menanam padi juga tidak ramai. Hanya ada di beberapa desa saja,” katanya saat sedang bekerja memotong padi di sawah warga tersebut, Kamis (17/8/2017).
Dalam sehari, Maula bersama empat rekannya sanggup memotong padi seluas 4.100 meter perhari. Ini juga tergantung dari anakan padinya.
“Kalau anakan padinya banyak, tentu kerja kami menjadi lambat. Tapi, kalau padi seperti ini kami bisa memotong lebih cepat,” ujar wanita ini sembari menunjuk batang padi yang anakannya kurang.
Memotong padi, menurut Maula, adalah pekerjaan musiman saja. Selain memotong padi, mereka juga menerima pekerjaan mengangkut padi dari sawah ke tumpukannya untuk dirontokkan dengan mesim perontok. (Najib Zakaria)