KABAR BIREUEN-Warga Bireuen berharap dinas terkait untuk segera menurunkan anggota guna menertibkan para pengemis yang beroperasi di Tgandalam kota Bireuen.

Hal itu dikatakan Bachtiar Ali kepada Kabar Bireuen, Kamis (27/7/2017) malam.
Dikatakan, banyak pengemis yang mengharapkan belaian kasih sayang orang lain. Saat ini di Kota Bireuen, kehadiran pengemis yang mayoritas warga dari luar Kabupaten Bireuen, dinilai bisa mengangu kenyamanan dan keamanan.

Selain itu, dapat mengancam keselamatan jiwa pengemis itu sendiri, pasalnya para pengemis beroperasi bukan saja dari satu pintu ke pintu yang lain, tapi pada jam-jam tertentu mereka juga menadahkan tangan meminta-minta di sekitar traffic light simpang empat Bireuen.

“Selain menganggu penguna jalan dan juga dapat mengancam keselamatan jiwa pengemis itu sendiri,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Nuraini Ismail warga Bandar Bireuen Kecamatan Kota Juang, yang menyebutkan, banyak pengemis yang menggunakan modus  untuk mengharapkan belaian kasih sayang orang lain agar mereka  diberi uang. Diantaranya dengan membawa anak dibawah umur.

“Tujuannya tidak lain adalah agar orang merasa iba menglihatnya, dan mengulurkan tangan dengan memberikan uang kepada mereka,” katanya.

Dijelaskan, setiap malamnya, ada pengemis wanita paruh baya yang selalu mangkal di salah satu Toko Mini Market di Jalan T Hamzah Bendahara, bersama beberapa anaknya yang masih dibawah umur.

Pakaian mereka yang dekil dan wajah yang kusam supaya menimbulkan rasa kasihan para warga keluar masuk untuk berbelanja di tempat itu, fenomena ini sangat memilukan.

Menurutnya, setiap orang yang memiliki nurani tentu akan iba melihatnya, akhirnya banyak orang mengulurkan tangan dengan memberikan uang kepada mereka.

“Ini adalah termasuk satu bentuk eksploitasi anak yang harus ditindak cepat,” pungkasnya.

Amatan Kabar Bireuen,  Kamis (27/7/2017) malam sekitar pukul 21.15 wib. di salah satu Toko Mini Market di Jalan T. Hamzah Bendahara, Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen.

Tampak seorang pengemis wanita paruh baya membiarkan anaknya yang masih dibawah umur, tidur terlelap di emperan toko itu. (Herman Suesilo)