KABAR BIREUEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen, melaksanakan upacara bendera dalam rangka Peringati Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2023 dan Hari Ulang Tahun ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Kegiatan dengan tema Bergerak “Bersama Rayakan Merdeka Belajar” berlangsung di halaman Pendopo Bupati Bireuen, Sabtu (25/11/2023).

Pada upacara tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Bireuen, Ir, Ibrahim Ahmad, M.Si, bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Sementara Komandan Upacara oleh Muhammad Harry Pratama, S.Pd (Guru MTsN 5 Bireuen) dan Fauzan, S.Pd., M.Pd (Kepala MIN 14 Bireuen sebagai Perwira Upacara.

Upacara yang dilaksanakan secara khidmat dan sederhana ini diisi dengan pembacaan teks pancasila oleh Inspektur Upacara diikuti oleh seluruh peserta upacara.

Kemudian, pembacaan teks pembukaan UUD 1945, oleh Iswadi, S.Pd.,MM (Kepala UPTD SDN 5 Bireuen) Pembacaan doa dipimpin oleh Azwani, S.Pd.I (Kepala UPTD SDN 18 Peusangan, upacara dipandu oleh Linda Novita, S.Pd (Kepala UPTD SMPN 3 Jeunieb).

Pada upacara itu Sekda Bireuen, Ibrahim Ahmad, membacakan naskah pidato tertulis MenteriKemendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim.

Dalam pidatonya kemendikbud menyampaikan, Tahun ini mungkin menjadi tahun terakhir dia merayakan Hari Guru Nasional sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Pada tahun pertama Merdeka Belajar yaitu menghapus Ujian Nasional dan memberi kepercayaan kepada guru untuk menilai hasil belajar muridnya.

Menerapkan Asesmen Nasional agar  semua berfokus menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan. Lingkungan belajar yang menumbuhkan kemampuan literasi dan numerasi serta karakter murid.

Lalu di tahun berikutnya, meluncurkan Kurikulum Merdeka.

Jika Asesmen Nasional menqgukur tujuan perubahan, Kurikulum Merdeka memberikan petunjuk jalan mencapai tujuan itu.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang ditunggu-tunggu para guru, karena tidak hanya meringankan beban murid berkat pengurangan pada jumlah materi, dan penekanan pada pemahaman yang mendalam, tetapi juga memerdekakan guru untuk mengolah kreativitasnya dan berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan murid.

Ruang untuk belajar dan berbagi diantara sesama guru juga kini semakin luas dengan adanya platform Merdeka Mengajar. Jutaan guru diseluruh Indonesia sekarang saling terhubung, saling belajar, dan menginspirasi satu sama lain dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

Selanjutnya, terobosan besar dengan meluncurkan Pendidikan Guru Penggerak. Program ini berbeda dari pelatihan guru yang sudah ada sebelumnya, karena tujuannya untuk mendorong lahirnya generasi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang mampu memimpin perubahan nyata.

Terakhir, yang juga sangat membahagiakan adalah  sudah semakin dekat untuk mencapai target satu juta guru ASN PPPK guna memenuhi kebutuhan guru, dan tentunya meningkatkan kesejahteraan para pendidik.

Pada hari ini 25 November PGRI hadir sebagai wadah perjuangan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, serta berkhidmat untuk memajukan Pendidikan Nasional.

Kini, PGRI harus lebih mengedepankan sikap inklusif, dialogis dengan memegang teguh etika, saling menghormati dalam spirit organisasi yang mandiri, unitaristik, dan non-partisan.

PGRI terus menjaga kemitraan yang strategis dan konstruktif dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan menjadi wadah aspirasi para anggotanya dalam meningkatkan harkat martabat guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

PGRI menyampaikan terima kasih kepada seluruh guru, pendidik, tenaga pendidikan, khususnya para guru honorer yang setia mengabdi mengisi kekosongan guru tetap dan mengajar sepenuh hati di sekolah.

Tanpa dedikasi dan pengabdian mereka, proses pembelajaran di sekolah akan terhenti karena ketiadaan guru.

Masih banyak pekerjaan rumah terkait tata kelola guru yang akan terus diperjuangkan PGRI. Kami mohon para rekan sejawat bekerja dengan sungguh-sungguh, menjaga integritas, dedikasi, dan loyalitas serta menjadi contoh keteladanan dalam pendidikan karakter dengan tidak mudah meninggalkan ruang kelas.

Dia meminta pengurus PGRI di semua tingkatan bekerja keras mengawal perjuangan dan aspirasi anggota. Jadikan PGRI sebagai wadah aspirasi dan rumah belajar yang nyaman bagi semua anggota.

Hadir dalam upacara itu, unsur Forkopimda, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Administrator di Lingkungan Pemkab Bireuen, Ketua Mahkamah Syariah Bireuen,

Kemudian, unsur Kementerian Agama, Bireuen, kepala sekolah dan pelajar di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen, pemerhati pendidikan dan sejumlah peserta didik. (Herman Suesilo)