KABAR BIREUEN– Kisah pilu dan menyedihkan dialami janda miskin asal Desa Pulau Pineung Meunasah II, Kecamatan Jangka ini tinggal di rumah sangat sederhana tanpa sumur dan WC.
Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan air, Sabari (50), hanya membuat galian sumur biasa, jika musim hujan, air dari luar masuk ke dalam dan meluap.
Hal itu dikatakan salah seorang relawan yang aktif memberikan bantuan kepada kaum dhuafa, Azhari kepada Kabar Bireuen, Selasa (25/7/2017), yang mengharapkan ada bantuan untuk wanita miskin itu agar bisa memiliki sumur dan WC.
Karena, katanya, wanita yang kini sakit-sakitan tersebut trak punya cukup biaya untuk membangun sumur dan WC, penghasilannya sebagai penganyam tikar tak menentu. Bahkan, keluarga mereka pernah seharian tak makan.
āSatu gulugan tikar itu siap dalam waktu satu bulan karena kondisinya yang Ā sakit. Dulu, rumahnya tak memiliki listrik, Ā baru terpasang satu minggu terakhir,ā sebut Azhari.
Dikatakan Azhari, listrik itu bisa terpasang berkat usaha dan dukungan warga sekitar. Dia juga menempati rumah yang berdiri di atas tanah wakaf desa setempat. Dia tidak mempunyai harta apapun harta. Sudah 40 tahun dia dan keluarganya tinggal di tanah wakaf tersebut.
āSemoga Allah membuka hati kita semua. Mari memberikan sumbangan untuk membangun WC sederhana untuk ibu dua anak itu,ā ajak Azhari.
Untuk itu, dibutuhkan 3 cincin sumur 3 ditambah penutu, dengan Rp 80 ribu per satu cincin, total Rp 320 ribu. Lalu biaya tukang gali 3 cincin WC sama dengan harga cincin sumur Rp 80 ribu x 3 = Rp 240 ribu
āSelanjutnya, kayu dan plastik /tukang Rp 140 ribu. Total kebutuhan Rp 700 ribu. Untuk dinding WC Ā rencana kami buat pakai kertas , bila ada sumbangan seng 8 lembar kita pakai seng,ā rinci Azhari.
Saat ini, sebutnya, sumbangan yang sudah ada sebanyak Rp 200 ribu dari sumbangan hamba Allah, sisanya masih dibutuhkan Rp 500 ribu lagi.
āBila ada yang mau meyumbang untuk pembuatan sumur akan kami kerjakan juga. Yang mau meyumbang bisa menghubungi Azhari di nomor HP 085370570057atau boleh juga ke inbox,ā pungkasnya. (Ihkwati)