KABAR BIREUEN – Memasuki pekan terakhir ibadah puasa Ramadhan, umat Islam diwajibkan untuk membayar zakat fitrah. Zakat fitrah merupakan amalan yang dilaksanakan sebelum shalat Idul Fitri.

Demikian antara lain disampaikan Tgk Saifuddin Juli, dalam ceramah subuh tentang hubungan Puasa Ramadhan dengan zakat fitrah di Mesjid Agung Sultan Jeumpa, Bireuen, Senin subuh (10/5/2021).

Dikatakannya, ibadah puasa berfungsi untuk menyucikan diri dan jiwa. Sedangkan zakat fitrah ditunaikan akhir Ramadhan yang berfungsi menyucikan harta.

Keterkaitan antara zakat dengan puasa, Rasulullah bersabda, “Puasa bulan Ramadhan digantungkan antara langit dan bumi dan tidak akan diterima dengan sempurna oleh Allah SWT, kecuali dengan zakat fitrah”.

Zakat fitrah berupa makanan pokok disesuaikan dengan makanan pokok suatu negeri jumlahnya satu sha’ atau sejumlah 2,5 – 3 kg beras.

Diuraikan Tgk Saifuddin, tiga keutamaan zakat fitrah sebagai penyempurna ibadah puasa. Pertama, kebermanfaatannya bagi yang berpuasa. Dengan menunaikan zakat fitrah, akan membersihkan diri dari dosa dan perbuatan keji serta menyempunakan ibadah puasa yang telah dijalankan selama satu bulan penuh.

“Selama menjalankan ibadah puasa kita mungkin ada kekhilafan dari perbiuatan dosa baik disengaja maupun tidak disengaja. Fungsi menunaikan zakat fitrah juga untuk membersihkan diri dari perbuatan dosa dan keji, seperti berkata kotor, berdusta, hasut dan dengki antar sesama,” jelas Tgk Saifuddin.

Menurutnya, keutamaan zakat fitrah kedua, dilihat dari kemuslahatan umat, dengan mengeluarkan zakat menjadi bukti kepedulian antar sesama muslim. Terutama, fakir miskin yang sangat membutuhkan uluran tangan saudara muslim yang lain.

“Kita bisa berbagi sehingga bisa merayakan hari kemenangan umat Islam yakni Hari Raya Idul Fitri bersama-sama dengan saudara kita fakir miskin,” sebut Tgk Saifuddin.

Dengan menunaikan zakat fitrah, katanya, saudara muslim yang berada dalam kondisi kekurangan, mendapat bantuan dari zakat fitrah sebagai kebutuhan bahan pokok. Sehingga, mereka dapat merayakan hari raya sama seperti saudara muslim lainnya.

“Keutamaan ketiga, memaknai Hari Raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan umat muslim, setelah setelah berhasil melawan perang hawa nafsu melaksanakan puasa sebulan penuh,” ujar Tgk Saifuddin. (H. AR Djuli)