KABAR BIREUEN – Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke – 8 mengusung tema “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia”. Berbagai macam kuliner khas Aceh yang penuh dengan rempah, tersaji di berbagai anjungan daerah di  Kompleks Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.

Seperti Anjungan Pidie yang menyajikan Muloh Teupeh atau bandeng tanpa duri. Muloh Teupeh ini memang sudah banyak yang memproduksinya di Pidie. Sehingga menjadi salah satu oleh-oleh khas Pidie.

Salah satunya Muloh Teupeh produksi Cek Fah dari Trueng Campli yang selalu diminati oleh pengunjung Anjungan Pidie selama berlangsungnya PKA. Cek Fah atau Zainatul Ulfa menjelaskan diantara Muloh Teupeh di Pidie, keunggulan produknya sudah memakai kemasan kotak dengan desain modern, sehingga bisa menarik pembeli.

“Untuk rasanya juga boleh diadu, karena kita menggunakan berbagai macam rempah sehingga rasa bandeng ini semakin gurih. Ikan bandeng yang digunakan berasal dari tambak-tambak yang ada di Pidie Jaya,” paparnya pada Minggu (12/11/2023).

Ditambahkannya, ikan bandeng selalu tersedia di pasaran dengan harga yang bervariasi. Bandeng memiliki cita rasa yang khas, rasa dagingnya yang enak banyak digemari, meski memiliki banyak duri. Cara penyajiannya, bisa digoreng, dikukus, dipindang atau diasap.

“Untuk pengolahan Muloh Teupeh ini, ikan bandeng dibersihkan dengan memisahkan duri dan tulangnya tanpa merusak kulitnya. Daging ikan dikeluarkan lewat mulut dan lubang insang. Kemudian daging ikan dihaluskan dan dicampur dengan bumbu. Lalu dagingnya dimasukkan lagi, dibungkus dengan daun pisang dan dibakar seperti pepes,” jelas Cek Fah.

Dikatakannya, bumbu ikan ini diraciknya sendiri yang banyak menggunakan rempah-rempah, seperti ketumbar, jintan, lada, pala, sereh, cengkeh dan kapulaga. Juga sejumlah bumbu lainnya seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai kecil.

“Muloh Teupeh ini tidak menggunakan pengawet, benar-benar alami sehingga hanya tahan dua hari pada suhu ruang, ” jelasnya lagi.

Muloh Teupeh Cek Fah diproduksi di Trueng Campli sejak 2017. Kawasan ini memang dikenal banyak home industri yang membuat bandeng tanpa duri. Kuliner ini dapat disantap oleh siapa saja, karena rasanya yang gurih. Selama even PKA, peminat Muloh Teupeh selalu ada karena sudah menjadi oleh-oleh khas Pidie.

“Harapan kami semua UMKM kuliner di Pidie bisa berkembang dan bisa membantu sesama. Dengan adanya even PKA ini, masyarakat semakin mengetahui kuliner ini,” demikian pungkasnya. (Advertorial)Â