KABAR BIREUENÂ – Bocah berumur lima tahun itu diketahui mengidap kanker hati (Hepatoblastoma) setahun lalu, ketika dia berusia empat tahun. Sejak saat itu, Muhammad Arief Billah, telah dibawa berobat ke mana-mana.
Putra pasangan Ahmadallah (35) dan Sakdiah (30) itu, sudah dibawa berobat ke rumah sakit maupun ke pengobatan tradisional. Namun, kondisinya belum juga sembuh atau membaik.
Sakdiah yang ditemui wartawan di kediamannya, Desa Lakmana, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Minggu (12/11/2017), menyebutkan, kemarin dari hidung anaknya itu sempat keluar darah. Perutnya terus membesar, kakinya bengkak tidak bisa jalan lagi, mata tambah kuning, dan rambutnya sudah rontok.
Dia bersama suaminya sudah tidak sanggup lagi membawa Muhammad Arief berobat ke rumah sakit, karena terkendala biaya. “Suami saya hanya bekerja sebagai tukang buat perahu. Dengan penghasilannya yang tak menentu, tentu saja sangat berat beban kami untuk membiayai pengobatan anak kami ini,” kisahnya pilu.
Dikatakannya, Muhammad Arif dibawa berobat kemanapun, agar sembuh sewaktu dia dan suaminya masih memiliki uang. Hanya saja, beberapa bulan ini mereka sudah tidak memiliki uang lagi untuk membawa buah hatinya itu ke rumah sakit.
“Sebulan yang lalu, Muhammad Arief sempat menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Tapi, kondisinya belum juga membaik. Dokter justru menyarankan supaya penyakit putra kami ini ditangani di rumah sakit di Jakarta,” ungkap Sakdiah.
Tentu saja hal itu membuat dia dan suaminya harus memikirkan dari mana biaya yang diperoleh untuk membawa Muhammad Arief berobat ke Jakarta. Sementara dari pihak rumah sakit dan pemerintah belum ada bantuan biaya untuk dirujuk berobat ke Jakarta.
“Berdasarkan hasil perhitungan dokter di RSUZA Banda Aceh, untuk mengobati penyakit kanker hati, dibutuhkan biaya mencapai Rp 1 miliar lebih,” katanya.
Karena itulah, dia sangat berharap dermawan, masyarakat atau pihak-pihak terkait lainnya, terketuk hati membantu biaya pengobatan penyakit kanker hati yang diderita anaknya itu. (Ihkwati)