KABAR BIREUEN-Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda (di antara yang hak dengan yang bathil.

Hal ini disampaikan oleh Tgk Faisal Hadi M Ali dari Ujong Blang, saat memberikan ceramah usai shalat tarawih di Meunasah Bandar Bireuen, Jumat malam (1/6/2018).

Dijelaskan, Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Melalui melainkan Jibril sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia.

Al-Qur’an pada dasarnya adalah kitab petunjuk, diturunkan sebagai petunjuk dan pembimbing bagi umat manusia dalam kehidupan mereka di muka bumi.

“Dengan demikian, sudah selayaknya bulan Ramadan ini kita jadikan sebagai bulan Al-Qur’an, kita baca, kita pahami dan kita amalkan,” sebutnya.

Maka jangan sampai fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pembeda ini tidak terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sehingga Al-Qur’an yang nantinya kita harapkan memberikan syafat dihadapan Allah, berbalik ia mengadukan kita kepada Allah.

Dengan berpedoman pada Al-Qur’an, niscaya perjalanan hidup manusia menjadi terarah dan memberi kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan kemakmuran serta keadilan.

“Banyak dari kita, kaum muslimin yang sudah jauh dari Al-Qur’an, mulai dari jauh dalam bentuk tidak bisa membacanya, bisa membaca tapi tidak rajin membacanya, rajin membaca tapi tidak memahaminya. Memahami tapi tidak mengamalkannya atau sudah mengamalkannya tapi baru untuk dirinya sendiri, belum mengajak orang lain untuk mengamalkannya,” jelasnya.

Oleh karena itu, sebagai bulan Al-Qurā€™an, Ramadhan mengingatkan dan mengetuk hati kita untuk memperkokoh komitmen kepadanya. Bila Ramadhan yang segera kita masuki telah berakhir dan komitmen kita kepada Al-Qurā€™an semakin kuat.

Hal itu merupakan indikasi dari keberhasilan ibadah Ramadhan kita, sehingga dalam menjalani kehidupan ini, kita selalu berpedoman kepada Al-Qurā€™an, karena Al-Qurā€™an memang berfungsi sebagai petunjuk dan dalam menilai sesuatu.

“Kitapun menggunakan Al-Qurā€™an sebagai tolak ukur, karena Al-Qurā€™an memang berfungsi untuk membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil (salah),” pungkasnya.Ā (Herman Suesilo)