KABAR BIREUEN, Peusangan – Warga Gampong Pante Lhong, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, meminta pemerintah setempat segera memperbaiki secara darurat jalan utama di desa tersebut yang hancur diterjang banjir bandang pada Rabu, 26 November 2025.
Kondisi jalan yang sudah tak terbentuk lagi itu, kini menjadi hambatan bagi warga yang setiap hari bolak-balik dari tempat pengungsian untuk membersihkan rumah mereka.
Ponda, salah seorang warga setempat, kepada Kabar Bireuen, Minggu (30/11/2025) sore, mengatakan, kondisi jalan itu nyaris tidak bisa dilalui kendaraan. Bahkan, sepeda motor pun sangat sulit melewati jalan tersebut yang dipenuhi lumpur licin, tergenang air, dan bergelombang.
“Untuk kondisi darurat seperti sekarang, perataan permukaan jalan ini dulu yang sangat kami butuhkan. Coba lihat sendiri, badan jalan sudah berbukit-bukit begini dan berlumpur licin, bagaimana bisa dilalui sepeda motor. Kami sangat memohon kepada pemerintah segera menurunkan alat berat untuk meratakan permukaan jalan ini buat sementara waktu dulu agar masyarakat bisa melintasinya,” ujar Ponda penuh harap.

Seorang tokoh masyarakat Pante Lhong, Teuku Marzuki, juga berharap hal yang sama. Dikatakannya, perbaikan akses jalan merupakan kunci mempercepat proses pemulihan kondisi pascabanjir bandang.
“Saat ini warga sedang berupaya membersihkan rumah dan lingkungan, namun akses transportasi menjadi kendala paling serius. Kami berharap respons cepat dari pemerintah menormalkan kondisi jalan ini sekadar untuk bisa dilalui dulu,” ungkap pria yang akrab disapa Amponki ini.
Pantauan di lokasi, menunjukkan kondisi badan jalan memang sudah sangat memprihatinkan. Banjir bandang membuat jalan tersebut hancur dan berubah seperti hamparan bukit-bukit kecil berisi lumpur licin. Beberapa warga yang melintasinya dengan sepeda motor, harus ekstra hati-hati agar tidak tergelincir maupun terjatuh.
Gampong Pante Lhong merupakan salah satu desa terparah dilanda banjir bandang di Kabupaten Bireuen. Ratusan rumah hancur dan tertimbun lumpur,. Akibatnya, sekira 300 kepala keluarga (KK) harus mengungsi ke Balai Pembangunan Desa di kompleks Kantor Camat Peusangan.
Kini masyarakat setempat berharap, penanganan darurat segera dilakukan agar aktivitas warga dapat berjalan kembali, sekaligus mempercepat proses pemulihan pascabencana tersebut. (Suryadi)













