KABARBIREUEN- Pria itu sehari-harinya bekerja sebagai pemanjat kelapa. Meski menderita penyempitan jantung, dia tetap semangat bekerja demi menghidupi istri dan membiaya kuliah dan sekolah dua anaknya, Irna Safitri dan Fajarul Akbar.

Sementara istrinya, Rosdiana Usman (42) tak punya pekerjaan tetap, hanya terkadang menjadi buruh tani di sawah, itupun kalau ada yang mengajaknya bekerja.

Husni Dainon, demikian nama lelaki 57 tahun asal Dusun Tgk Mando Yusuf, desa Karieng, Kecamatan Peusangan, Bireuen itu penyakitnya sering kambuh dan harus menjalani pemeriksaan dan perawatan di Banda Aceh.

Azhari, Relawan yang bergerak di bidang sosial  Kepada KoranBireuen, Minggu (19/3/2017) menyebutkan, sering kali jika harus menjalani pemeriksaan, Husni sama sekali tak punya uang  untuk berobat. Sehingga, dia terpaksa menahan sakit.

“Karena itu, kadang dia hanya bisa berobat ke Rumah Sakit dr. Fauziah Bireuen,” sebut Azhari mengisahkan kondisi yang dialami Husni.

Bahkan, kata Azhari, pernah karena tak punya uang untuk membeli beras, keluarga itu tak makan seharian.

Ditambahkannya, selain kondisinya yang sakit-sakitan, keluarga itu juga tinggal di rumah panggung tak layak huni yang ditempati keluarga itu atapnya sudah bocor,  jika hujan turun, mereka akan kehujanan dan terpaksa bangun dari tempat tidur menghindari hujan.

Azhari mengungkapkan, rumah berdinding tepas dan berlantai kayu dan bambu itu sudah lapuk dimakan usia dan terkena air hujan.

“Warga dhuafa tersebut hanya memiliki tanah tempat tinggal yang merupakan i warisan orang tua. Karena itu mereka mengharapkan bantuan dari semua pihak membantu keluarga itu,” harap Azhari. (Ihkwati)