
KABAR BIREUEN- Seorang pemuda, Fajri Zulkifli (30) diduga hanyut saat memasang jaring ikan di DAS Krueng Peusangan Gampong Simpang Jaya, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Minggu malam (11/2/2018).
Tim Pos SAR Bireuen TNI, Polri ,Rapi, Tagana dan masyarakat melaksankan pencarian korban dengan cara penyisiran di darat dan di sungai, dengan menggunakan satu unit Rafting Bot milik Pos Sar Bireuen. Namun, sampai saat ini korban belum ditemukan
Hal itu dikatakan Kepala Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireuen, Muhammad Nasir SP, MSM, menyebutkan, sampai pukul 24.00 Wib dini hari, korban Fajri Zulkifli, belum juga ditemukan.
“Pencairan atau penyisiran terpaksa kami hentikan dikarnakan sudah larut malam . Tim pusdalops PB BPBD Bireuen bekerjasama dengan SAR Bireuen ,TNI, Polri ,Tagana , Rapi dan masyarakat akan melaksanakan pencarian korban kembali Senin besok, (12/2/2018) pukul 08.30 WIB,” sebutnya.
Dikatakannya, kronologis kejadian hanyutnya korban bermula saat sekitar pukul 18.00 WIB, korban pergi ke sungai ingin memasang jaring ikan.
Biasanya, setelah selesai memasang jaring langsung pulang ke rumah, namun korban setelah salat magrib, belum juga tiba di rumah maka adik kandung korban langsung menuju ke lokasi tempat korban memasang jaring.
“Akan tetapi korban tidak ditemukan, hanya yang ada baju dan sandal yang terletak di tebing sungai, sedangkan sepeda motor terparkir di tepi jalan. Kemudian adiknya langsung turun ke sungai melihat jaring sudah terpasang dua lembar, satu lagi ditemukan di darat dan dua lembar lagi belum ditemukan,” ungkap Muhammad Nasir.
Berdasarkan data dan fakta yang ditemukan di lokasi, sebutnya, maka dugaan sementara korban hanyut terbawa arus DAS Krueng Peusangan sekira pukul 19.30 Wib.
Dikatakannya, kebetulan juga korban tidak bisa berenang. Menurut informasi dari masyarakat sekitar 25 meter dari lokasi pemasangan jaring, ada pusaran air atau lebih terkenal dengang sebutan leubok Trieng/sikumat
“Tim telah melakukan penyisiran seputaran lokasi korban pemasangan jaring dan di sepanjang tepi sungai dengan jarak penyisiran lebih kurang 600 meter. Hanya ditemukan 2 lembar jaring, kemungkinan korban tenggelam saat mengejar jaring terbawa oleh arus,” jelasnya.
Disebutkan Muhammad Nasir, pencarian dan penyisiran sulit dilaksanakan di sepanjang pinggiran DAS Krueng Peusangan (Krueng Simpang Jaya) bersama masyarakat karena malam/gelap jarak pandang sangat terbatas. (Ihkwati)