KABAR BIREUEN-Sudah menjadi tradisi menjelang  bulan puasa dan saat bulan puasa para gelandangan dan pengemis (Gepeng) dari luar daerah berdatangan ke kota Bireuen, untuk mengadu nasib.

Kehadiran para gepeng di kota Bireuen mengalami peningkatan, dikarenakan pada bulan suci Ramadhan umat Muslim di kota Bireuen ini memperbanyak beramal dengan cara bersedekah.

Hal ini menjadi peluang besar bagi para gepeng untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dari warga yang ingin beramal.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bireuen Drs Murdani, Jumat (19/5/2017) kepada Kabar Bireuen membenarkan, kedatangan bulan suci Ramadhan biasanya diwarnai dengan makin banyaknya gepeng beroperasi di Bireuen.

Menurut Murdani, umumnya para gepeng yang beroperasi di kota Bireuen berasal dari luar daerah dan juga ada yang datang dari luar Aceh. Mereka datang untuk mengais rejeki dengan cara meminta-minta dengan berbagai modus.

Dikatakan, untuk mengantisipasi mejamurnya gepeng di kota Bireuen, kita akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya, supaya masalah ini dapat teratasi.

Tidak dibenarkan, katanya, para gepeng beroperasi di lampu merah, apa lagi dengan modus membawa anak di bawah umur,  karena ini sangat membahayakan jiwa.

“Setelah kami bentuk tim terdiri dari instansi-instansi terkait, kami akan melakukan penertiban terhadap para gepeng, baik penertibanl secara rutin maupun secara tiba-tiba,” tegasnya

Murdani mengimbau, masyarakat untuk tidak memberi sedekah kepada para pengemis yang dijumpai. Memang ada rasa iba, tetapi kalau dibiarkan terus maka mereka sendiri yang akan mengganggu kenyamanan. “Sekarang pengemis memiliki modus yang beragam,” ujar Kadis Sosial Bireuen ini.

Selain itu, peran aktif masyarakat untuk mendukung hal tersebut sangat diharapkan. Peran serta masyarakat diharapkan aktif untuk hal yang ini, disarankan kepada masyarakat.

“Kalau ingin bersedekah lakukanlah di institusi yang ada atau di tempat-tempat ibadah, panti asuhan yang resmi,” ujarnya. (Herman Suesilo)